Menteri Susi: Bongkar muat tengah laut banyak mudaratnya
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengecam keras kegiatan bongkar muat di tengah laut atau transhipment). Dia menekankan bahwa kegiatan itu tidak benar.
Salah satu mudaratnya, terkait 'kencing' solar di tengah laut. Sebab, para pelaku bisa dapat alokasi subsidi 25 kiloliter solar subsidi. Bila dijual di tengah laut dapat untung sebanyak Rp 75 juta.
"Transhipment itu di satu sisi kita perlu kaji tapi itu banyak mudharat daripada manfaatnya oleh nelayan yang selama ini melaut bukan mencari ikan. Setiap kapal dapat alokasi subsidi 25 kiloliter solar subsidi dijual di tengah laut. Dari selisih saja dia dapat 75 juta," kata Susi di Jakarta, Kamis (18/12).
Susi mengklaim, para pemilik kapal sebenarnya senang aksi transhipment dilarang. Sebab, guna mencegah anak buah kapal (ABK) untuk bandel.
"Sebetulnya banyak pemilik kapal sangat senang kebijakan pelarangan transhipment, kenapa? Karena ABK kapal tidak bisa lagi nyolong-nyolong jualan ikan di tengah laut kepada pembeli-pembeli lain. Selama ini banyak orang tidak mau usaha perkapalan karena kejadian-kejadian tadi," jelasnya.
Dia menambahkan, dampak diperbolehkannya sistem transhipment bakal mematikan kehidupan usaha pelabuhan. "Kalau mau memperbolehkan transipment kita harus mengganti UUnya itu. Dan kalau itu diperbolehkan akhirnya banyak pelabuhan tidak hidup. Kalau di laut boleh bongkar muatan ngapain ke pinggir," terangnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca SelengkapnyaKapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca SelengkapnyaKejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebagai pelaut mereka memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi di laut lepas.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca SelengkapnyaBeberapa perusahaan pelayaran menghindari jalur pelayaran tempat Houthi melancarkan serangan.
Baca SelengkapnyaMenyelam Sampai ke Dasar Laut, Penyelam Temukan Lubang Terdalam di Dunia, Isinya Menyeramkan
Baca Selengkapnya