Menteri Rini minta BUMN kurangi ketergantungan pada Dolar, ini caranya
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, meminta agar seluruh perusahaan pelat merah tidak mengambil maupun membeli Dolar Amerika Serikat (USD) dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Itu disampaikan, mengingat saat ini banyak BUMN yang sumber pendanaannya bergantung pada Dolar AS (offshore financing).
"Jadi saya sekarang menekankan, BUMN tidak terlalu mengambil dolar dan membeli dolar di Bank Himbara, sehingga Bank Himbara bisa supply Dolar ke pasar," ujarnya di Kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (12/9).
Menteri Rini mengatakan, langkah ini membuat bank Himbara akan bisa memasok Dolar ke pasar hingga mencapai USD 100 juta per harinya. Mengingat saat ini juga banyak eksportir yang juga menjadi nasabah di bank Himbara turut melepas Dolarnya.
Selain itu, Menteri Rini juga meminta BUMN untuk mengatur kembali pinjaman dalam berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan barang modal. Salah satunya, dengan memanfaatkan fasilitas pinjaman 3 sampai 5 tahun atau jangka panjang agar penggunaan Dolar AS menjadi berkurang.
"Sebagai contoh Pertamina dalam menangkan Blok Rokan kita harus bayar signature bonus kira-kira 700 juta dolar AS. Nah itu kita akan menarik pinjaman jangka menengah. (Pinjaman) semuanya offshore," terangnya.
Tak hanya itu, pinjaman jangka pendek waktunya juga akan diperpanjang misalnya dari 3 bulan menjadi 12-18 bulan. Hal ini supaya pembayaran untuk pinjaman dapat tertunda sehingga kebutuhan akan Dolar AS pun dapat berkurang.
"Sehingga hanya ada perpanjangan waktu saja. Kita memang sengaja lebih baik offshore karena pembelian kita juga dolar. Tujuannya supaya kita tidak menekan Rupiah kita karena dengan demikian kebutuhan kita untuk dolar AS jangka pendek sekarang kita perpanjang," tuturnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Minta BUMN Borong Dolar AS, Menko Airlangga: Itu Tidak Bijak
Menko Airlangga tidak sepakat dengan pernyataan Erick Thohir kepada BUMN untuk memanfaatkan momen pelemahan Rupiah dengan memborong dolar AS.
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaKemenperin Siapkan Dana Rp20 Miliar untuk Industri Makanan dan Minuman, Uangnya Untuk Ini
Pemerintah menyiapkan anggaran Rp20 miliar untuk industri makanan dan minuman (mamin) di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRUPS BNI Rombak Besar-Besaran Direksi dan Komisaris, Ini Daftar Lengkapnya
Pada RUPS tahunan menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.
Baca SelengkapnyaBTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024
Adanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?
Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnya