Mentan: Beras dari negara tetangga lebih harum, enak dan murah
Merdeka.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta industri pangan mempersiapkan diri menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai berlaku pada Desember 2015. Jika tidak segera dilaksanakan, maka daya saing produk Indonesia bakal dilibas nantinya.
"Kalau tidak disiapkan dari sekarang, industri pangan akan kalah menghadapi MEA. Bisa dibayangkan kalau petani kita tidak siap, sedangkan beras dari negara tetangga lebih harum, enak dan murah," kata menteri saat kunjungan kerja di Bengkulu, seperti dilansir Antara, Rabu (3/3).
Dia mengatakan prioritas utama untuk menyiapkan sektor pertanian khususnya tanaman pangan adalah perbaikan infrastruktur, terutama irigasi dan ketersediaan sarana produksi lain.
Perbaikan irigasi dan ketersediaan sarana produksi pertanian diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Selain fokus pada produksi tanaman pangan dengan memperbaiki sarana irigasi yang mengairi sawah seluas tiga juta hektare, Kementerian Pertanian juga akan mengembangkan industri hilir.
"Industri gula akan dikembangkan dengan membangun 10 pabrik gula dan berlanjut ke komoditi lain seperti kopi, kakao dan lainnya," kata menteri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaMentan menyebut ketersediaan pangan saat ini dalam kondisi yang aman.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnya