Menko Sofyan: Belum dibangun, Giant Sea Wall masih berupa gambar
Merdeka.com - Proyek pembangunan tembok raksasa di Pantai Utara Jakarta atau yang lebih dikenal dengan Giant Sea Wall tidak terdengar lagi keberlanjutannya. Padahal, peletakan batu proyek Giant Sea Wall dilakukan di akhir masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (9/10/2014).
Ground breaking proyek ini juga diberi nama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN). Pemerintahan Joko Widodo belum melihat adanya kemajuan atau progress pembangunan Giant Sea Wall.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pembangunan proyek tanggul laut masih belum direalisasikan. "Untuk diketahui, Giant Sea Wall itu baru gambar. Belum apa-apa. Saya pikir sudah siap. Tapi ternyata studi apapun belum," tegas Sofyan yang ditemui di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Kamis (8/1).
Untuk tahun ini pemerintah telah menggandeng pihak swasta untuk membuat studi awal pembangunan tanggul itu.
"Terus dari studi awal itu nanti akan dibawa ke Pemda DKI, pemerintah pusat hanya mendukung," ujar Sofyan.
Namun Sofyan mengingatkan bahwa pembangunan tanggul laut raksasa bukan solusi untuk mengatasi banjir yang kerap menjadi langganan ibu kota tiap tahun. Pembenahan di hulunya atau penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane menjadi kunci utama solusi banjir Jakarta.
"Kalau dilihat, program tahun depan yang paling penting adalah bagaimana menghijaukan kembali daerah Cianjur dll untuk mengawasi daerah aliran sungai Ciliwung dan Cisadane," kata dia.
Selain itu, Sofyan menambahkan Pemda DKI harus bisa melarang masyarakat membuang sampah ke sungai. Baru kemudian permasalahan di hilir diperbaiki dengan membangun tanggul laut raksasa.
Sekadar diketahui, NCICD dicanangkan sejak 2007 melalui kerja sama Kementerian PU dan Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan, Belanda dengan nama kegiatan Jakarta Coastal Development Strategy (JCDS).
Tidak cuma tanggul laut yang dibangun, dalam rencana disusun Bappenas, akan dibentuk kawasan reklamasi berbentuk 'Garuda'. Bahkan, disediakan sarana transportasi terintegrasi di lokasi tersebut. Mulai dari bandar udara, jalur kereta, dan pelabuhan baru.
Total sementara anggaran perhitungan kasar Rp 3,2 triliun. Sebesar Rp 1,6 triliun bagian pemprov DKI, Rp 1,6 triliun tanggung jawab Kementerian PU. Alokasi pembangunan awal tiga tahun, mulai dari 2015 hingga 2017.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah tengah mengkaji pembangunan proyek tanggul laut raksasa, atau Giant Sea Wall di pesisir Pantura Jawa luar Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga menyebut keberadaan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di sejumlah wilayah pesisir sangat penting.
Baca Selengkapnya"Ini harus, kalau tidak, pantai utara tenggelam," kata Prabowo
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Politikus Golkar Dave Laksono mendukung rencana pemerintah melanjutkan proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall)
Baca SelengkapnyaGanjar tidak mempermasalahkan kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan malah mengulas perihal proyek tanggul laut raksasa tersebut dalam seminar nasional.
Baca SelengkapnyaTerdapat 3 tahapan pembangunan Tanggul Laut Pulau Jawa yang akan dikerjakan.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, krisis iklim terjadi di mana-mana. Untuk itu, pemerintah harus serius dalam mengatasinya.
Baca SelengkapnyaSebagai tulang punggung ekonomi nasional justru masyarakat di wilayah pesisir pulau Jawa masih hidup memprihatinkan akibat permasalahan banjir rob.
Baca SelengkapnyaPenugasan ini diberikan lantaran Prabowo menilai pembangunan Giant Sea Wall tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat.
Baca Selengkapnya