Menko Darmin soal Surplus Dagang: Kita Mampu Saat Perdagangan Dunia Bermasalah
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD 0,2 miliar pada Juni 2019. Realisasi surplus ini turun tipis dibandingkan dengan posisi Mei 2019 yang tercatat sebesar USD 0,21 miliar.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, salah satu penyebab terjadinya surplus di Juni 2019 dikarenakan ekonomi dunia sedang mengalami perlambatan. Sehingga, meski ekspor alami penurunan, namun neraca dagang Indonesia masih mampu mencatatkan surplus.
"Memang ekonomi dunia perdagangan sedang masalah. Sektor keuangan juga sedang tertekan," kata Menko Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (15/7).
Mantan Direktur Jenderal Pajak itu pun optimis surplus neraca perdagangan akan berlanjut di bulan-bulan mendatang. Ini dikarenakan situasi perdagangan dunia saat ini memang sedang mengalami perlambatan atau tidak dalam performanya.
"Walaupun tidak banyak itu menunjukkan tendensi makin berlanjut dan akan surplus. Itu kan bulan Maret atau April lalu benar-benar urusan migas dan yang sebenarnya buat neraca dagang positif atau negatif banyak sekali dipengaruhi migas," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala BPS mengatakan nilai laju ekspor dan impor pada Mei 2019 memang mengalami penurunan. Meski demikian, nilai kinerja ekspor jauh lebih tinggi. Hal ini membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus.
Di mana, nilai impor sebesar USD 14,53 miliar atau turun 5,62 persen dari bulan sebelumnya. Sedangkan, ekspor tercatat sebesar USD 14,74 miliar atau naik sebesar 12,42 persen dari bulan April 2019.
"Setidaknya ini masih bagus dibandingkan defisit, meskipun dalam posisi ideal dengan menggenjot ekspor dan mengendalikan impor," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaIndonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar
Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaJanuari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun
Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP
Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaAPBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Surplus Gas Hingga 2035, ESDM: Calon Pembeli dari Dalam Negeri Harus Disiapkan
Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnya