Menko Airlangga: Industri Indonesia Siap Hadapi Revolusi 4.0
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah Indonesia siap menghadapi revolusi industri 4.0. Saat ini pemerintah juga sedang menyusun roadmap daripada industri 4.0 tersebut.
"Industri kami siap menghadapi revolusi industri dengan meluncurkan pembuatan roadmap Indonesia 4.0," kata Menko Airlangga dalam webinar internasional, Senin (12/2).
Dia menambahkan, setidaknya ada beberapa sektor industri yang akan dimasukan di dalam roadmap Indonesia 4.0 tersebut. Beberapa di antaranya adalah sektor prioritas, seperti minuman, tekstil, otomotif, kendaraan, elektronik, dan farmasi.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman menekankan Indonesia harus punya 5 faktor utama untuk bisa menerapkan era transformasi industri 4.0.
Rizal mengatakan, faktor pertama yang perlu dimiliki yakni adanya aspirasi maupun arahan (direction) yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya
Pemerintah disebutnya telah menyasar hal itu, salah satunya dengan menetapkan 7 sektor industri pada fokus program prioritas making Indonesia 4.0. Antara lain sektor industri makanan/minuman, tekstil/busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, dan alat kesehatan.
"Perlu ada clear, actionable, targeted, dan impact full objective, dan pemerintah Indonesia telah memiliki roadmap yang 7 industri, dan ada 10 prioritas nasional. Itu sudah jelas Indonesia punya itu," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB).
Kedua, yaitu perlu ada sektor prioritas dan juga teknologi utama yang harus dikembangkan. Dia mengambil contoh Jerman, yang telah fokus pada internet of things dan juga cyber physical system.
"China juga mengembangkan kepada seluruh sektor. Indonesia sudah tadi ada 7 prioritas industri yang akan dikembangkan ke dalam industri 4.0. Jadi itu sudah kita penuhi," sambungnya.
Faktor ketiga yaitu perlu adanya sumber pembiayaan. Menurut dia, harus ada modal pada saat replacement dari pergantian zaman, seperti pada era industri 2.0 ke industri 3.0 dan ke industri 4.0, maupun seterusnya.
"Diperlukan investasi replacement sekitar 40 sampai 50 persen dari pembiayaan. Keduanya adalah pembiayaan untuk research and development. Ini sangat diperlukan untuk keberhasilan dari pada industri 4.0, peranan riset and development," terangnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi panggilan sebagai saksi oleh MK dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus serius menggarap industri hilirisasi ini dengan membangun roadmap
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengklaim Indonesia mengalami cuaca ekstream yang mengakibatkan kehidupan masyarakat terganggu
Baca SelengkapnyaSalah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga mengatakan bahwa ada 42 PSN yang dinilai tidak akan selesai di tahun 2024 akan tetap dilanjutkan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan, disrupsi teknologi sudah melanda semua negara.
Baca Selengkapnya