Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menkeu: Selepas putusan The Fed, pelemahan Rupiah lebih stabil

Menkeu: Selepas putusan The Fed, pelemahan Rupiah lebih stabil Menteri Keuangan Chatib Basri. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri tidak terlalu khawatir dengan pelemahan Rupiah yang terjadi pada perdagangan hari ini, selepas Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) resmi mengumumkan penarikan stimulus. Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, Kamis (19/12), Rupiah sempat anjlok ke level Rp 12.168 per USD.

Chatib menyatakan rata-rata kurs di regional, termasuk Won Korea Selatan dan Ringgit Malaysia mengalami pelemahan. Bedanya, kondisi sekarang lebih baik dibanding Agustus lalu, ketika nilai tukar Rupiah naik-turun drastis.

Kali ini, pelemahan Rupiah lebih stabil di kisaran 0,4 basis poin. Hal itu, menurut Chatib disadari oleh pasar, itu sebabnya tak ada kepanikan.

"Pergerakan kurs lebih kurang stabil. Selisihnya antara kurs beli dan kurs jualnya itu relatif tipis, karena itu tidak ada kepanikan di pasar," kata Chatib di Istana Negara, Jakarta.

Dia pun menuturkan bahwa istilah pelemahan Rupiah sudah tidak relevan. Pemerintah sejak jauh-jauh hari menyepakati sikap Bank Indonesia yang membiarkan nilai tukar mencapai titik keseimbangannya sendiri.

Topik pilihan: rupiah | Ekonomi Indonesia

"Rupiah akan bergerak ke equilibrium baru, itu sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan," ujarnya.

Karena pelemahan Rupiah jauh lebih bisa diprediksi, Chatib yakin paket kebijakan pemerintah dapat berjalan sesuai rencana. Sektor riil diyakini akan tetap berjalan seperti biasa. Sebab, bagi pelaku usaha, kondisi kurs yang fluktuatif lebih menakutkan dibanding pelemahan gradual karena mencari ekuilibrium baru.

"Waktu bulan agustus itu fluktuasinya tajam. Kalau seperti itu orang tidak bisa bisnis, dia enggak tahu mau menetapkan harga berapa. Kalau siang misalnya Rp 11.700 (per USD), sore Rp 11.200 kan tidak tahu harganya mau berapa," urai Chatib.

Untuk diketahui, Rabu (18/12) malam waktu setempat, rapat The Fed resmi menyatakan penarikan stimulus atau populer disebut tappering off berlangsung Januari 2014. Institusi keuangan paling berpengaruh sedunia itu akan memangkas pasokan dana obligasi murah senilai USD 85 miliar menjadi USD 75 miliar saja per bulan.

Keputusan yang sudah dinanti-nanti oleh pelaku pasar itu langsung melejitkan performa bursa Amerika. Dolar Amerika juga ikut menguat di banyak pasar valas. The Fed memandang situasi ekonomi makro Negeri Paman Sam sudah mulai membaik, sehingga stimulus untuk pasar keuangan yang digelontorkan pascakrisis 2008 itu bisa dipangkas bertahap. Alhasil, para spekulan maupun investor ramai-ramai kembali menanamkan modal ke bursa AS.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prediksi Perputaran Uang Saat Musim Libur Lebaran Tembus Rp276 Triliun

Pemerintah Prediksi Perputaran Uang Saat Musim Libur Lebaran Tembus Rp276 Triliun

Pemerintah memperkirakan perputaran uang selama musim lebaran tahun ini bisa mencapai Rp276 triliun.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya