Mengintip Kekayaan CEO TikTok Shou Zi Chew, Jadi Sorotan Usai Diperiksa Parlemen AS
Merdeka.com - Chief Executive Officer (CEO) TikTok, Shou Zi Chew mendadak jadi sorotan sekaligus pembicaraan publik setelah menghadiri sidang parlemen Amerika Serikat (AS). Agenda sidang tersebut mempertanyakan keamanan data pengguna TikTok di Amerika.
Karir Shou sebelum menjabat sebagai CEO TikTok cukup diperhitungkan. Mengutip The NY Banner, saat masih menjadi mahasiswa Harvard Business School, Shou pernah magang di perusahaan Mark Zuckerberg, Facebook. Setelah lulus, dia kemudian dipanggil kembali untuk bekerja di Facebook.
Setelah beberapa tahun bekerja di Facebook, Shou bekerja sebagai bankir investasi di Goldman Sachs, London. Pada masa ini, karirnya semakin melesat.
Pada tahun 2019, dia menjadi Chief Financial Officer (CFO) dan presiden bisnis untuk internasional di perusahaan teknologi raksasa China, Xiaomi. Pada Mei 2021, dia mendapatkan posisi cemerlang di TikTok sebagai CEO.
Berdasarkan pengalaman karir tersebut kekayaan Chew ditaksir USD200 juta. Nilai tersebut bersumber dari jabatannya di posisi eksekutif perusahaan nasional lainnya.
Dalam The NY Banner juga menyebutkan pendapatan terbesar pria berkewarganegaraan Singapura itu adalah investasi, dividen, dan beragam bisnis lainnya. Berdasarkan sumber lainnya juga mengatakan bahwa kekayaan Chew sekitar USD167 juta.
CEO TikTok Diperiksa 5 Jam
Parlemen Amerika Serikat (AS) mengundang TikTok untuk hadir dalam kongres terkait dengan keamanan data masyarakat. Hadir dalam sidang parlemen itu CEO TikTok, Shou Zi Chew. Chew 'dihajar' habis-habisan oleh parlemen AS soal dugaan aplikasinya jadi agen China untuk memata-matai AS. Tak hanya itu, mereka juga menuding konten TikTok rusak mental anak-anak.
Apakah benar? Shou Chew dengan tegas membantah fitnah itu. Ia menyebut tiada data yang dibagikannya kepada pemerintah manapun termasuk China. Ia dicecar selama 5 jam menjadi saksi. Ia bahkan menegaskan, TikTok melakukan segala upaya untuk memastikan keamanan bagi 150 juta penggunanya di AS.
Menurutnya TikTok selama lebih dari dua tahun telah membangun firewall untuk menutup data pengguna AS yang dilindungi dari akses asing yang tidak sah.
"Intinya adalah data Amerika disimpan di tanah Amerika, oleh perusahaan Amerika, diawasi oleh personel Amerika," kata Chew, meyakinkan anggota parlemen dalam sidang kongres.
Sayangnya, satu pun anggota parlemen yang mendukung TikTok atau simpati atas jaminan Chew tidak ada. Ini lantaran mereka menganggap kekuatan yang dimiliki aplikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap anak-anak AS.
"TikTok dapat dirancang untuk meminimalkan bahaya bagi anak-anak, tetapi keputusan dibuat untuk membuat anak-anak kecanduan secara agresif demi keuntungan," kata Kathy Castor, seorang Demokrat, pada sidang komite Energi dan Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat AS.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam agenda 2 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang.
Baca SelengkapnyaNamun detilnya bagaimana, Ketua Umum Projo ini meminta publik menunggu.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tercatat ada 99,8 juta pengguna TikTok di Tanah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertemuan keduanya didampingi oleh Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Baca SelengkapnyaCEO Apple Tim Cook menemui Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto selama sekitar satu jam di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan)
Baca SelengkapnyaDPR AS akan mengambil sikap terkait aturan yang memaksa Bytedance, menjual kepemilikan Tiktok kepada pemilik di luar China jika masih ingin beroperasi.
Baca SelengkapnyaKemendag menyatakan telah memberikan waktu tiga bulan kepada TikTok untuk memisahkan transaksi di media sosial.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menawarkan CEO Apple, Tim Cook untuk ikut berinvestasi dan mengembangkan IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaPrabowo pun menyambut baik diskusi dan niat baik Apple untuk berinvestasi di Indonesia.
Baca Selengkapnya