Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mendag: Surplus Neraca Perdagangan di Oktober Tertinggi Sepanjang 2020

Mendag: Surplus Neraca Perdagangan di Oktober Tertinggi Sepanjang 2020 Mendag Agus Suparmanto. ©2019 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto menyebut bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 sebesar USD 3,61 miliar merupakan yang kedelapan kali dan tertinggi sepanjang tahun 2020. Bahkan melampaui surplus neraca bulan Juli sebesar USD 3,24 miliar.

"Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 meningkat USD 1,22 miliar dibandingkan surplus September yang sebesar USD 2,39 miliar," kata Agus di Jakarta, Jumat (20/11).

Kondisi ini kata Agus dipicu meningkatnya surplus non-migas menjadi USD 4,06 miliar dan penurunan defisit migas menjadi USD 450,1 juta. Peningkatan surplus non-migas salah satunya bersumber dari peningkatan kinerja ekspor non-migas pada kelompok lemak dan hewan/nabati yaitu produk sawit dan produk turunannya.

Ekspor lemak dan minyak hewan/nabati bulan Oktober meningkat sebesar USD 188,1 juta atau 10,96 persen (MoM). Selain itu, ekspor batubara bulan Oktober juga meningkat sebesar USD 167,1 juta atau 15,69 persen (MoM).

Sepanjang Oktober 2020, ekspor non-migas Indonesia ke beberapa negara mitra dagang juga terus tumbuh. Peningkatan ekspor non-migas terbesar terjadi pada ekspor Indonesia ke China (USD 234,7 juta), Vietnam (USD 96,1 juta), Filipina (USD 83,3 juta), Malaysia (USD 65,8 juta), dan Spanyol (USD 54,8 juta).

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia Januari-Oktober 2020 mengalami surplus USD 17,07 miliar. Surplus tersebut mulai mendekati nilai surplus neraca perdagangan pada 2010 yang mencapai USD 22,12 miliar.

Pada Oktober 2020, ekspor Indonesia terus menunjukkan penguatan dari bulan ke bulan. Nilai total ekspor Indonesia mencapai USD 14,39 miliar, tumbuh 3,1 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya.

Meskipun pada kelompok ekspor migas mengalami pelemahan, namun kenaikan ekspor non-migas sebesar 3,5 persen (MoM) mampu menjaga momentum pertumbuhan total ekspor Oktober 2020. Peningkatan ekspor nonmigas Oktober 2020 disebabkan pertumbuhan ekspor pada sektor pertanian (1,3 persen MoM), industri (2,1 persen MoM), serta pertambangan dan lainnya (17,0 persen MoM).

Kinerja ekspor non-migas ke pasar utama Indonesia pada Oktober 2020 juga meningkat, yaitu China (8,9 persen MoM), Jepang (0,3 persen MoM), dan India (1,2 persen MoM). Ekspor ke Asia Tenggara yang juga merupakan pasar utama Indonesia juga meningkat sebesar 8,4 persen MoM.

Secara kumulatif, kinerja ekspor non-migas Indonesia periode Januari-Oktober 2020 turun 5,6 persen dibandingkan Januari-Oktober 2019 (YoY). Namun, penurunan ekspor secara kumulatif ini tidak sedalam penurunan kinerja ekspor periode Januari-September 2020 (YoY) yang mencapai 5,81 persen.

Di tengah masa pandemi ini beberapa produk ekspor utama masih berkinerja baik, seperti produk lemak dan minyak hewan/nabati tumbuh 13,1 persen (YoY), pupuk (14,1 persen YoY), logam mulia, perhiasan/permata (30,1 persen YoY), dan alas kaki (6,7 persen YoY).

Agus mengatakan, meski masih rentan, perekonomian global mulai membaik. Adaptasi keseharian masyarakat terhadap protokol kesehatan perlahan-lahan mulai membuahkan hasil dengan mulai meningkatnya aktivitas perekonomian secara global.

"Optimisme dari efektivitas vaksin dari berbagai negara turut menjadi faktor positif pemulihan perekonomian global," kata dia.

Begitu pula dengan pemulihan ekonomi China yang lebih cepat dari ekspektasi telah menopang kenaikan permintaan produk ekspor non-migas Indonesia di pasar global.

Data Impor

Impor Oktober 2020 mengalami penurunan 6,79 persen dibandingkan September 2020. Penurunan impor terjadi di semua komponen penggunaan barang.

Penurunan impor terdalam dialami kelompok barang modal sebesar 13,33 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Barang modal yang impornya mengalami penurunan antara lain tanur/oven listrik industri (turun 96,4 persen MoM), laptop (turun 53,4 persen MoM), dan tanker (turun 42,1 persen MoM).

Sedangkan pada kelompok bahan baku/penolong, produk yang impornya mengalami penurunan di antaranya ferro alloy turun 86,1 persen MoM, gula (turun 58,4 persen MoM), tepung kedelai (turun 55,8 persen MoM) dan gandum (turun 20,7 persen MoM).

Sisi lain, barang konsumsi yang impornya juga mengalami penurunan yang signifikan. Antara lain AC/mesin pendingin (turun 14,7 persen MoM), buah pir (turun 14,5 persen MoM), dan daging beku (turun 10,6 persen MoM).

Impor dari sejumlah negara juga menunjukkan penurunan yang signifikan, seperti Kanada (turun 44,1 persen MoM), Argentina (turun 40,5 persen MoM), Arab Saudi (turun 36,5 persen MoM), Brasil (turun 34,3 persen MoM), Italia (turun 21,3 persen MoM), dan Tiongkok (turun 20,1 persen MoM).

Sementara itu, beberapa impor dari beberapa negara justru menunjukkan peningkatan, yaitu Prancis (naik 35,3 persen MoM), Hong Kong (naik 22,3 persen MoM), dan Malaysia (naik 15,6 persen MoM). Secara kumulatif, nilai impor Januari-Oktober 2020 mencapai USD 114,46 miliar yang didominasi impor non-migas sebesar USD 102,78 miliar atau dengan pangsa sebesar 89,79 persen.

Impor nonmigas periode Januari-Oktober 2020 turun 16,99 persen (YoY), sedangkan volume impornya turun 6,07 persen YoY. Ini mengindikasikan aktivitas perekonomian domestik yang mengandalkan pasokan dari impor tidak terkontraksi terlalu dalam.

"Perkembangan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Juli-Oktober 2020 yang terus menguat mengindikasikan pemulihan perekonomian Indonesia terus terjadi serta memberikan optimisme akan membaiknya perekonomian Indonesia di Triwulan IV 2020 ini," pungkas Mendag.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024

Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar

Baca Selengkapnya
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar

Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya