Mendag: Indonesia perlu tingkatkan perdagangan sektor jasa
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan Indonesia harus lebih meningkatkan perhatian terhadap perdagangan di sektor jasa. Alasannya, saat ini sektor jasa yang menjadi unggulan dunia dalam perdagangan internasional.
Seperti dilansi Antara, Sabtu (23/1), Lembong mengatakan selama ini fokus Indonesia dalam perdagangan internasional masih pada perdagangan barang, yakni migas maupun nonmigas.
"Tak pernah neraca perdagangan kita membagi atas barang dan jasa tapi berdasar perdagangan barang migas dan nonmigas," ujar dia dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss.
Lembong mengakui banyak bidang jasa di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain, termasuk negara tetangga di ASEAN seperti Singapura. Padahal, kata dia, Indonesia memiliki nilai lebih yang bisa diandalkan dalam industri jasa misalnya karakter masyarakat yang kreatif, humoris, ramah, dan simpatik.
Kendati demikian, pemerintah juga harus meningkatkan kedisiplinan dan kecepatan sumber daya manusia apabila sektor jasa digunakan sebagai andalan dalam perdagangan internasional.
"Sektor jasa harus lebih banyak diunggulkan menjadi mesin ekonomi. Sektor jasa sudah sepantasnya lebih dikembangkan," kata dia.
Sementara itu terkait pertemuan WEF, Lembong mengatakan forum ini merupakan ajang memperluas jaringan kerja sama ekonomi internasional dengan negara-negara di dunia. Agenda utama yang dibicarakan dalam forum internasional tersebut yakni Revolusi Industri Keempat.
Terkait tema tersebut, dia menambahkan Indonesia dituntut untuk siap memasuki era teknologi yang lebih canggih dalam perdagangan internasional.
"Kita harus melakukan percepatan di semua hal karena pertumbuhan dunia begitu cepat. Apa yang dikatakan Presiden 'percepatan' itu tepat," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaPrabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel
Prabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPekerja Imigran Indonesia di Turki Meningkat 2 Tahun Terakhir, Paling Banyak di Sektor Ini
Sejak tahun 2021 jumlah pekerja migran Indonesia di Turki terus mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSektor Perdagangan Jadi Tumpuan Warga Bertahan Hidup di Jakarta, Begini Penjelasannya
Sektor perdagangan besar dan eceran mampu menyerap hampir seperempat masyarakat Jakarta bekerja.
Baca Selengkapnya