Mendag Enggar Perluas Pasar Ekspor Hingga ke Amerika Latin
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita memulai kunjungan kerja di Amerika Selatan, setelah bertolak dari Swiss ke Argentina dan Cile. Agenda dilakukan untuk melakukan kunjungan kerja guna memperluas akses pasar dan meningkatkan kerja sama perdagangan di kawasan Amerika Latin. Ini menunjukkan upaya sepenuh hati pemerintah untuk mendobrak pasar ekspor Indonesia yang selama ini terkesan klasik di negara-negara besar.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, agenda kerja ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membuka dan memperluas peluang pasar ekspor produk-produk Indonesia ke pasar non-tradisional. Di Buenos Aires, Argentina, mendag akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Kepercayaan Argentina, Jorge Marcelo Faurie, serta sejumlah pertemuan dengan Asosiasi dan pelaku usaha di Argentina.
"Total neraca perdagangan kedua negara saat ini mencapai USD 2 miliar, namun masih defisit bagi Indonesia. Pertemuan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia terhadap Argentina," kata Enggar.
Di Argentina, mendag juga dijadwalkan bertemu dengan Mercosur ASEAN Chamber of Commerce (MACC), Kamar Dagang Impor Argentina, dan Dewan Argentina untuk Hubungan Internasional.
Kunjungan kerja ke Argentina ini juga merupakan tindak lanjut kunjungan resmi Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti ke Indonesia yang diterima Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla baru-baru ini. Pertemuan Wapres kedua negara tersebut membahas upaya peningkatan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi.
Usai melakukan kunjungan kerja ke Buenos Aires, Argentina, Mendag akan bertolak ke Cile untuk hadir pada pertemuan Menteri-Menteri Bidang Ekonomi kawasan Asia Pasifik (APEC Minister’s Responsible for Trade (MRT) di Vina Del Mar.
Kunjungan ke Chili sekaligus untuk menindaklanjuti implementasi kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Cile (Indonesia-Chili Comprehensive Economic Partnership Agreement/IC-CEPA). Enggar pun akan memimpin misi dagang Indonesia pada forum bisnis di Santiago.
"Melalui kunjungan ini, Indonesia ingin memperkuat kolaborasi dengan Cile agar kedua negara dapat memanfaatkan IC-CEPA dengan maksimal," tambah Enggar.
Selain membahas peluang yang akan diperoleh dari implementasi IC CEPA, kedua negara juga akan membahas mengenai tantangan-tantangan yang mungkin muncul dalam implementasi tersebut.
Neraca perdagangan Indonesia -Cile pada kuartal pertama 2019 sendiri mengalami perbaikan setelah sebelumnya tren perdagangan kedua negara mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Total nilai perdagangan kedua negara pada Januari-Februari 2019 mencapai USD 36,6 juta. Nilai ini meningkat 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Indonesia optimis nilai ini akan terus meningkat dengan implementasi IC-CEPA karena IC-CEPA membuka peluang kedua negara untuk meningkatkan perdagangan barang dan jasa, investasi, serta kerja sama ekonomi," tutur Enggar.
Enggar juga menegaskan, Cile merupakan negara pertama di kawasan Amerika Latin yang melakukan perjanjian kerja sama perdagangan dengan Indonesia. Cile sendiri merupakan negara dengan ekonomi tertinggi di kawasan ini.
Produk Domestik Bruto (PDB) Cile mencapai USD 24.600 pada 2017. Cile juga berada dalam kondisi ekonomi dan politik yang baik dan stabil. Selain itu, Chili memiliki garis pantai menghadap Samudra Pasifik sehingga menjadikannya strategis sebagai hub bagi akses Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin lainnya.
Kunjungan mendag ke Argentina untuk memperluas akses pasar di Amerika Latin pun mendapat acungan jempol dari ekonom Universitas Brawijaya, Candra Fajri Ananda. Menurutnya, langkah ini bisa menjawab kebosanan dari terlalu klasiknya pasar ekspor Indonesia selama ini. Lebih dari pada itu, kerja sama dengan negara-negara Amerika Latin pun dapat memperkuat national branding Indonesia sehingga mampu lebih memiliki dukungan di tingkat global.
"Perlu diapresiasilah usahanya. Selama ini kan pasar Indonesia itu terlalu klasik, kayak Amerika, China. Perluasan pasar itu perlu," ujarnya.
Tidak hanya terkait perdagangan, secara khusus dia menyoroti keuntungan Indonesia dalam meningkatkan national branding-nya melalui kerja sama semacam ini. Apalagi mengingat negara-negara yang tergabung di Amerika Latin cukup banyak.
"Misalnya di PBB, satu negara kan dihitung satu suara. Jadi makin banyak perluasan pasar kayak begini, dukungannya juga semakin banyak," tutupnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunjungan kehormatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama militer antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaSido Muncul memperluas penjualan produk produk Tolak Angin ke luar negeri, salah satu tujuan ekspor selanjutnya adalah Uni Emirat Arab.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAFTA menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan integrasi ekonomi di ASEAN dan menciptakan pasar yang lebih efisien di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaMenteri Zulhas mengaku senang aktivitas perdagangan di pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut kembali ramai.
Baca SelengkapnyaForum ini menunjukan relasi Singapura-Indonesia dalam bisnis sangat kuat dan dinamis.
Baca SelengkapnyaBarang yang diimpor mendapatkan penangguhan bea masuk
Baca SelengkapnyaPeringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan masyarakat adat di dunia.
Baca Selengkapnya