Mendag Agus Dorong BUMN dan Importir Beli Gula Petani
Merdeka.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto mendorong perusahaan dan BUMN agar mendapatkan kouta impor untuk membeli gula petani yang turun. Pihaknya pun akan segera memerintahkan para importir gula untuk menyerap gula hasil petani yang anjlok karena impor yang besar.
"Kami tugaskan BUMN atau perusahaan pengimpor gula untuk menyerap gula petani,” kata Mendag Agus di Jakarta, Jumat (26/6)
Pernyataan Mendag tersebut mendapatkan apresiasi dari Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Nusron Wahid. "Saya salut dan apresiasi sikap Pak Mendag. Ini namanya menteri perdagangan RI yang melindungi konsumen, produsen, dan petani,” ungkap Nusron.
Nusron menyampaikan penting kebijakan Kemendag menugaskan importir membeli gula petani. Karena itu akan menyelamatkan nasib para petani gula di musim panen kali ini.
“Beli dengan harga yang sama dengan kesepakatan Bapak (Mendag) Rp11.200 di harga distributor, sampai ke HET harga Rp12.500, sesuai dengan Permendag yang Bapak buat Nomor 07 Tahun 2020,” ujar Nusron.
Dia berharap, keputusan itu bisa segera direalisasikan agar petani punya kepastian gula hasil panen tebunya bakal dibeli, mengingat saat ini mereka resah merasa tidak dilindungi pemerintah akibat kebijakan impor gula.
Mendag Agus Bantah Penyebab Mahalnya Gula Akibat Koordinasi Pemerintah Lemah
Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto, membantah rumor soal lemahnya koordinasi antar kementerian terkait pemantauan stok gula nasional. Menurut dia, akar masalah kenaikan harga gula murni diakibatkan oleh proses distribusi yang tersendat.
Imbasnya, gula dibanderol melebihi harga eceran tertinggi atau HET yang dipatok pemerintah Rp12.500 per kilogram. "Koordinasi kami dengan Kementerian Pertanian dan kementerian terkait bahan pangan sudah baik. Hanya soal mengatur distribusi," kata Mendag Agus melalui video conference via Facebook, Selasa (16/6).
Bahkan kata dia, pihaknya bersama kementerian pertanian juga satu suara untuk menggunakan data pangan dari sumber yang sama, yakni Badan Pusat Statistik (BPS). Sehingga memudahkan pemerintah dalam mengakses kebijakan terkait penyediaan bahan pangan bagi konsumsi dalam negeri.
Maka dari itu, guna memperlancar proses distribusi gula, Kemendag akan memotong mata rantai penyaluran gula dengan cara penugasan melalui distributor yang berafiliasi dengan retail modern. Selain itu, operasi pasar juga akan lebih sering dilakukan agar mewujudkan harga jual gula sesuai HET yang ditetapkan pemerintah.
Mendag Agus menambahkan, panjangnya rantai distribusi gula, menyebabkan kenaikan harga yang cukup tinggi, dan harus ditanggung konsumen. Gula yang diperdagangkan itu, selain melewati jaringan distributor yang cukup panjang, juga harus melewati mata rantai agen dan pengecer.
"Dengan panjangnya rantai distribusi itu, harga gula pasir di tingkat konsumen melambung di atas HET. Padahal, HET sudah sejak lama tidak naik masih Rp12.500 per kilogram," tegasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar menerima keluhan para petani tebu di Nglawak, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk,
Baca SelengkapnyaMentan Amran meminta Bulog segera membeli jagung dari petani agar tidak impor di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaPembatasan ini implementasi dari dari Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya