Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mahalnya Harga Kebutuhan Pokok dan Ancaman Krisis Pangan

Mahalnya Harga Kebutuhan Pokok dan Ancaman Krisis Pangan Pasar tradisional. ©Liputan6.com/Bawono Yadika

Merdeka.com - Harga bahan pangan di tingkat konsumen terus merangkak naik. Tak hanya beras, aneka cabai, bawang, sayuran hingga sumber protein mengalami kenaikan signifikan sejak Ramadan dan Lebaran.

Presiden Joko Widod mengatakan, dunia saat ini tengah mengalami ketidakpastian utamanya di sektor pangan dan energi. Sehingga, akan berdampak pada kondisi ekonomi di dalam negeri. Buktinya, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan. Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sektor energi pun mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding prediksi.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, kenaikan harga bahan pangan bisa menjadi faktor pendorong kenaikan inflasi. Bila terus berlanjut, maka daya beli masyarakat kelas bawah akan terpukul.

"Jika inflasi yang disebabkan volatilitas pangan terus berlanjut, 40 persen kelompok pengeluaran terbawah akan tertekan daya belinya," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta.

Bhima menuturkan kenaikan harga barang jika tidak diikuti kenaikan pendapatan bisa beresiko pada momentum pemulihan ekonomi. Tak hanya masyarakat, para pelaku usaha juga akan kena imbasnya.

"Setiap kenaikan harga barang tidak dibarengi dengan naiknya pendapatan, itu berisiko bagi pemulihan ekonomi," kata dia.

Dalam kondisi demikian, pelaku usaha juga dihadapkan dua pilihan sulit. Menaikkan harga jual produk atau memangkas keuntungan. "Pelaku usaha juga akan meneruskan naiknya biaya bahan baku pangan ke konsumen akhir," kata dia.

Kondisi serupa juga dihadapi para petani. Kenaikan harga bahan pangan tidak lantas membuat mereka menikmati keuntungan. Sebaliknya, mereka saat ini tengah dihadapkan pada kenaikan harga pupuk.

Penyebab Mahalnya Harga Pangan

Dunia tengah dihadapkan pada ketidakpastian global. Ancaman berbagai krisis sudah semakin nyata di depan mata, salah satunya krisis pangan. Ini ditandai kenaikan harga pangan di berbagai negara tak terkecuali di Indonesia.

Kenaikan harga pangan terjadi sebagai akibat dari naiknya harga pupuk. Kondisi ini terjadi setelah rantai pasok terganggu akibat perang antara Ukraina dan Rusia.

"Tren kenaikan harga pangan akan berlanjut dipengaruhi tren tingginya harga pupuk, gangguan rantai pasok akibat perang di Ukraina," kata Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira saat dihubungi merdeka.com,Jakarta, Selasa (21/6).

Selain itu, Bhima menyebut ada banyak faktor lain kenaikan harga pangan. Mulai dari ketergantungan Indonesia terhadap produk impor, gangguan cuaca, efek pelemahan kurs rupiah hingga kendala distribusi di dalam negeri.

Rantai distribusi yang panjang juga turut menjadi faktor lain penyebab harga pangan yang tinggi. Hal ini juga diiringi dengan pengawasan dari pemerintah yang masih belum optimal.

Sehingga harga pangan juga kerap dikendalikan para tengkulak. "Faktor yang tidak kalah penting seperti masih panjangnya rantai distribusi," kata dia.

Kata Pemerintah

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan ketersediaan bahan pangan nasional tersedia dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Saya dengan (dari Kementerian Pertanian) beras kita lebih dan jagung kita juga lebih," kata Zulkifli saat berkunjung ke kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, dikutip Selasa (21/6).

Menurut Zulkifli, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian harus saling berkolaborasi dan bersinergi untuk ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani. Keran impor bahan pangan harus diatur agar petani tidak merugi akibat harganya kalah saing dengan produk impor.

"Mesti kita sinkronkan dan kolaborasikan agar petani kita tidak mati karena impor yang lebih dan tidak ada aturan," kata dia.

Kata Zulkifli, bahan pangan seperti cabai dan bawang merah tidak perlu didatangkan dari luar negeri. Sebab masih banyak petani lokal yang mampu memproduksi untuk kebutuhan domestik. "Perlu ada perlindungan kepada petani-petani kita," kata dia. 

Selain itu, pemerintah juga perlu mengembangkan hasil pertanian semisal buah-buahan, aneka bumbu dan sebagainya. Namun dia tidak memungkiri, pilihan impor bahan pangan harus diambil jika kebutuhan tinggi namun produksi dalam negeri belum maksimal.

"Kita dulu produksi garam juga sudah mulai banyak tapi akhirnya waktu itu antara impor dan perdagangan dalam negeri ini harus dijaga kepentingan pertanian dan kepentingan konsumsi," katanya. 

Intinya kata dia, Kementerian Perdagangan perlu banyak bekerja sama dengan berbagai kementerian atau lembaga terkait untuk memastikan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau. Tak hanya itu, pihaknya juga harus bisa melindungi petani dari gempuran impor produk yang berlebih.

"Kita hanya atur saja tapi beliau (Menteri Pertanian, Syahrul Limpo) juga harus dilindungi. Kalau impor semua juga beliau isa dimarahi petani," pungkasnya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan

Presiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan

Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Bulog Komitmen Lakukan Usaha untuk Stabilkan Harga Pangan

Bulog Komitmen Lakukan Usaha untuk Stabilkan Harga Pangan

Presiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi

Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi

Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik

Sri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik

Inflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya
3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok

3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok

Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Blusukan di Pasar Sungai Ringin Sekadau, Jokowi Temukan Kenaikan Harga Bahan Pokok

Blusukan di Pasar Sungai Ringin Sekadau, Jokowi Temukan Kenaikan Harga Bahan Pokok

Jokowi menemukan harga beras di Pasar Sungai Ringin berada pada tingkat yang wajar.

Baca Selengkapnya
Blusukan ke Pasar Surabaya, Ganjar Paparkan Stategi 'Sat-Set' untuk Stabilkan Harga Pangan

Blusukan ke Pasar Surabaya, Ganjar Paparkan Stategi 'Sat-Set' untuk Stabilkan Harga Pangan

Ganjar mengatakan dirinya dan Mahfud MD mempunyai komitmen untuk akan menstabilkan harga pangan.

Baca Selengkapnya