LPS: Perbankan Indonesia kuat hadapi dampak krisis Yunani
Merdeka.com - Yunani saat ini dihantam krisis besar dan terancam menjadi negara bangkrut karena tidak punya uang untuk membayar utang. Negara tersebut tak mampu membayar utang sekitar USD 1,7 miliar atau setara Rp 22,64 triliun ke International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo hari ini, Senin (30/6).
Namun demikian, Plt Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Fauzi Ichsan mengatakan krisis Yunani tidak akan berdampak pada perbankan Indonesia. Menurutnya, kondisi perbankan Indonesia sangat sehat dan mampu melawan dampak krisis Yunani.
"Keadaan makro berubah cepat, dengan kemungkinan besar Yunani menunggak pembayaran kepada IMF USD 1,7 miliar, tentunya dampak pasar finansial global sangat terasa. Namun dampak terasa Indonesia kita bilang keadaan perbankan Indonesia masih kuat," ucap Fauzi di Jakarta, Selasa (30/6).
Menurut Fauzi, terdapat dua faktor yang membuat pihaknya optimis perbankan Indonesia tidak akan terkena dampak Yunani. Pertama, kredit macet atau non performing loan (NPL) Indonesia masih aman di rata-rata 2,5 persen. "Menunjukkan perbankan Indonesia masih kuat hadapi krisis Yunani," ujarnya.
Selanjutnya, yaitu porsi perekonomian Yunani di Eropa yang tergolong rendah. Dengan kata lain, krisis Yunani guncangannya hanya berdampak terbatas. "Di Eropa, ekonomi Yunani kurang dari 2 persen. Sehingga diperkirakan masyarakat ekonomi Eropa dan ECB bisa meredam dan karantina krisis Yunani sendiri," terangnya.
Seperti diketahui, jika Yunani tidak mampu membayar utangnya, maka bakal menjadi negara bangkrut pertama dengan nilai utang terbesar di dunia.
Total utang Yunani sendiri nantinya akan berjumlah USD 360 miliar atau 323 miliar Euro atau setara Rp 4.795 triliun. Para ekonom memprediksi krisis Yunani bakal lebih parah. "Kejadian ini betul-betul mengerikan," ujar seorang Profesor Universitas Georgetown, Anna Gelpern seperti dilansir dari CNN Money.
Utang Yunani ini sendiri berasal dari Dana Moneter Internasional atau IMF, Jerman, Prancis, sejumlah bank di Yunani, dan lain sebagainya.
Ketidakmampuan Yunani membayar utang nampaknya masih akan berlangsung lama. Pasalnya, nilai utang Yunani empat kali lebih besar dibanding Argentina. Selain itu, nilai perekonomian Yunani cuma setengah dari Argentina.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaKetua LPS menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Permasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaPemerintah masih punya cukup anggaran sisa dari tahun sebelumnya untuk membiayai negara, di luar harus mendongkrak PPN.
Baca Selengkapnya