LIPI nilai outsourcing di Indonesia sulit dihapus
Merdeka.com - Sistem kerja alih daya atau outsourcing di Indonesia dinilai sulit dihapus. Hanya dengan sistem itu, perusahaan bisa menekan biaya operasi ditengah persaingan global yang semakin ketat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kajian Pekerjaan Layak Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) Nawawi Asmat, saat memaparkan hasil riset tentang pekerjaan layak dan agraria untuk kurangi kemiskinan, di Jakarta, Kamis (16/1).
"Ini tuntutan global untuk pengusaha meningkatkan usahanya dan tidak merugikan mereka. Mengurangi beban tenaga kerja," ucap Nawawi.
Kendati demikian, dia meminta pelaksanaan outsourcing ini harus diawasi dengan ketat. Berdasarkan aturannya, Outsourcing hanya dibolehkan untuk lima jenis pekerjaan. Antara lain, sopir, katering dan lainnya.
"Seharusnya ada jalan tengah ketegasan pemerintah untuk pengawasan. Menjamin upah outsourcing. Upah mereka rendah. Pelanggaran jenis pekerjaan banyak sekali," tegasnya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu penyebab tingginya biaya logistik nasional karena belum ada konektivitas antara pelabuhan dengan perusahaan logistik.
Baca SelengkapnyaTingginya biaya distribusi logistik Pemilu di Papua tidak terlepas dari medan terjal
Baca SelengkapnyaDigitalisasi semakin memunculkan pola bisnis baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pembangunan Nusantara Logistik Hub ini akan mendukung keberadaan IKN.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaKerja sama memungkinkan untuk dikembangkan ke berbagai bentuk lainnya yang akan mendukung bisnis dan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
Baca SelengkapnyaLuhut memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPemilihan Umum (Pemilu) adalah proses demokratis yang dilakukan secara periodik di suatu negara untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin tertentu.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca Selengkapnya