Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lima alasan utama karyawan BTN tak sudi dilebur ke Mandiri

Lima alasan utama karyawan BTN tak sudi dilebur ke Mandiri Pekerja BTN tolak akuisisi Mandiri. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Ribuan karyawan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tergabung dalam Serikat Pekerja BTN kemarin, Minggu (20/4) menggelar unjuk rasa. Inti tuntutan mereka, pemerintah harus membatalkan rencana meleburkan tempat mereka bekerja sekarang, menjadi anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Mereka berorasi, memasang spanduk, dan mengancam akan menggelar aksi dengan skala lebih besar sampai tuntutan dipenuhi. Dalam aksi tersebut, turut hadir mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli , mantan Direktur BTN Siswanto, serta Pengurus DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Susanto Mundie Sudarmo.

Pekerja membawa spanduk, di antaranya bertuliskan "BTN Not For Sale", "Ada Agenda Tersembunyi Dalam Akuisisi BTN", atau "Jangan Jadikan BTN Komoditas Politik".

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat SP Bank BTN Satya Wijayantara meyakini rencana meleburkan BTN dengan Bank Mandiri yang digulirkan Menteri BUMN Dahlan Iskan setidaknya telah melanggar tiga regulasi sekaligus. 

"Menteri BUMN melanggar UU Perseroan Terbatas, UU BUMN, dan ketentuan pasar modal," ujarnya di sela-sela aksi kemarin.

Para pekerja menampik argumen Dahlan, bahwa akuisisi ini bisa menciptakan iklim perbankan yang lebih sehat. Sebelumnya, Menteri BUMN membenarkan hendak menjadikan BTN sebagai anak usaha Bank Mandiri . Hal ini bertujuan agar Indonesia memiliki bank besar yang dapat mengalahkan bank di Malaysia, Thailand, maupun Singapura.

"Skemanya BTN menjadi anak usaha Mandiri, tidak dilebur tapi menjadi lebih kuat. BTN harus diperbesar," kata Dahlan pekan lalu setelah sempat menolak berkomentar tentang akuisisi itu.

Dasar penolakan serikat pekerja terangkum beberapa poin yang dibacakan perwakilan massa aksi. Berikut lima alasan utama karyawan BTN tak sudi dilebur dengan Bank Mandiri , seperti dirangkum merdeka.com:

Khawatir terkena PHK

Pegawai BTN di bidang Commercial Funding Head Kantor Cabang Yogyakarta Bias Priwastuti ikut berunjuk rasa jauh-jauh ke Jakarta. Dia khawatir di-PHK apabila langkah akuisisi BBTN oleh BMRI dimuluskan pemerintah.

"Khawatir kehilangan pekerjaan pasti ada, wong bank sudah sehat kok dicaplok. Apalagi kalau akuisisi terjadi, nggak ada jaminan kontrak kerja antara Bank Mandiri dan BTN (diteruskan). Makanya kami menolak akuisisi," tutur Bias.

Bias mengaku akan terus menolak rencana aksi korporasi tersebut lantaran tidak rela tempatnya mengabdi dicaplok BMRI dengan alasan memperbesar aset dan memuluskan ambisi berekspansi ke luar negeri.

Ketua Umum Serikat Pekerja BTN Satya Wijayantara juga berpikiran sama. Dia mengatakan risiko PHK sangat besar, lantaran aksi korporasi di bidang perbankan selalu diiringi dengan efisiensi, termasuk dalam hal jumlah pegawai. "Ya pasti akan berdampak kepada proses PHK dalam skala besar, mengingat akuisisi selalu diiringi dengan efisiensi yang memunculkan program rasionalisasi pegawai," tudingnya.

Dahlan semena-mena mengelola BUMN

Satya Wijayantara menilai Menteri Badan Usaha Milik Negara ?tidak memahami perbedaan antara akuisisi dengan merger. Itu mengomentari pernytaan Dahlan bahwa BTN akan menjadi anak usaha Mandiri, supaya kedua bank pelat merah itu menjadi lebih kuat berkompetisi di Asia Tenggara.

"Pak Dahlan keliru mungkin kurang paham soal akuisisi karena tidak ada anak perusahaan bank di dalam perbankan, yang ada merger. Kalau merger berarti harus ikuti visi misi Bank Mandiri, sementara Bank Mandiri komersial bukan ritel jadi tidak akan bisa," papar Satya.

Lebih dari itu, dalam salah satu poin keberatan tertulis, serikat pekerja BTN memandang kebijakan Kementerian BUMN dalam pengelolaan perbankan bersifat tidak jelas dan tidak transparan.

Buat Satya, apa yang dialami BTN menyerupai kisruh wacana akuisisi PGN dengan Pertagas. Selain menabrak aturan, Dahlan dianggap mengelola aset negara, termasuk perbankan pelat merah, semena-mena. "Lalu aturan untuk keluarkan direktur BUMN berhak menjual aset, banyak sekali Dahlan melakukan aturan yang tidak prosedural," imbuhnya.

Dicurigai untuk modal pilpres

Serikat Pekerja BTN menuding ada kepentingan politik di balik isu peleburan dengan Bank Mandiri. Dasarnya wacana merger dilontarkan pemerintah berdekatan dengan pemilihan umum presiden. Ini dikaitkan dengan status Dahlan sebagai peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Indikasinya, surat izin prinsip Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan agenda pengambilalihan saham BTN terbit pada 11 April 2014, atau dua hari setelah Pemilu Legislatif (Pileg) dilaksanakan, tanpa ada pemberitahuan terbuka pada seluruh pemangku kepentingan.

"Tiba-tiba ada surat langsung memutus setelah pileg ada akuisisi. Ini ada kebutuhan-kebutuhan cost politik, sesuatu yang diam-diam itu mengindikasikan korupsi," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Bank BTN Satya Wijayantara.

Dasar asumsi lainnya, Desember tahun lalu, saham BTN sempat anjlok menjadi Rp 800 per lembar, ketika Dahlan pertama kali menyerukan kemungkinan melebur dua bank pelat merah. Lalu, pekan kedua April 2014, ketika Menteri BUMN kembali mengumumkan akuisisi kontroversial itu, saham BTN tiba-tiba meroket Rp 1.200 per lembar.

"Oknum-oknum di belakang Dahlan Iskan memperoleh keuntungan dari rumor akuisisi tersebut. Praktik tersebut diduga kuat merupakan tambahan modal bagi Dahlan Iskan yang sedang berambisi menjadi Presiden RI," kata Satya menambahkan.?

Alhasil, seluruh pekerja Bank BTN menolak kebijakan akuisisi karena memandang kebijakan tersebut hanya merupakan proyek eksperimen segelintir orang yang sekedar memenuhi ambisi pribadinya.

BTN bisa tak fokus urusi KPR subsidi

Satya Wijayantara menilai, rencana merger BBTN dengan BMRI akan menimbulkan risiko yang sangat serius. Dipastikan visi dan misi BBTN sebagai bank ritel yang fokus dalam pelayanan rumah untuk rakyat bakal berubah. Ini karena Bank Mandiri selama ini segmen nasabahnya kredit komersial.

"Kalau kita dimerger, visi misi akan sama dengan Bank Mandiri, program pembiayaan perumahan akan terhambat," ujarnya.

Peleburan dua bank pelat merah ini juga dikhawatirkan mengancam keberlangsungan kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi.

"Selama ini bank yang peduli menyalurkan KPR melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) hanya BTN, sedangkan bank lain lebih suka menyalurkan KPR komersial," kata Satya menambahkan.

Selain itu, pada tahun 2005, lanjut Satya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengatakan bahwa Bank BTN sebagai bank tunggal penyedia pembiayaan rumah rakyat. Itu setelah karyawan berunjuk rasa karena mencuat wacana BNI mengakuisisi BTN.

"Kita juga lakukan unjuk rasa, melakukan hal yang sama tapi akhirnya enggak jadi. Kalau sudah ada seperti itu kenapa dibuka lagi akuisisi, apalagi pak Dahlan gak sesuai prosedural," paparnya.

BTN masih sanggup bersaing di ASEAN

Serikat pekerja BTN menolak pernyataan Dahlan Iskan bahwa pasar bebas ASEAN 2015 akan membuat bank BUMN itu kalah bersaing. Mereka meyakini itu adalah pernyataan yang absurd, mengada-ada dan mengelabui rakyat. Sebab, mereka yakin spesialisasi produk, yakni BTN tetap di sektor ritel pembiayaan perumahan, tetap kompetitif.

Kementerian BUMN beralasan melalui akuisisi maka asset Bank Mandiri akan meningkat sehingga menjadi bank besar yang mampu bersaing di regional bahkan internasional. sedangkan BTN sebagai anak usaha diharapkan dapat meningkatkan program perumahan untuk rakyat.

"Padahal, tidak ada di negara manapun bank memiliki anak usaha yang bergerak di sektor yang sama karena tidak efisien kecuali anak usaha itu merupakan bank syariah," ujar Satya.

Serikat pekerja Bank BTN memandang justru pemerintah harus mengatasi problem penyediaan dana murah dengan jangka panjang waktu lama untuk penyediaan KPR melalui kebijakan Tapera yang saat ini masih digodok di DPR untuk diprioritaskan dan dikelola oleh Bank BTN.

Argumen para pekerja, diamini Mantan Menko Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli. Ekonom itu mengatakan BTN bisa mengikuti jejak ?PT Semen Indonesia yang rajin berekspansi, dengan cara fokus pada linis bisnis utama.

"Dulu saya juga benahi struktur PT Semen Indonesia, dan sekarang kinerja Semen Indonesia sangat bagus, bangun pabrik hingga di Myanmar. Kita akan benahi BTN. Supaya bisa lebih bagus, nanti kita ambil alih bank sejenis di Laos, Myanmar seperti Semen Indonesia. Saya yakin karyawan BTN bisa jadi jagoan di sana," tegas Rizal.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Pj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini

Pj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini

BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista

TKN Prabowo-Gibran Jawab Kritik PDIP soal Utang Kemenhan Gara-Gara Belanja Alutsista

TKN Prabowo-Gibran menilai kritik PDI Perjuangan sebagai nalar yang salah dan bisa berdampak negatif kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.

Baca Selengkapnya
Mantan Sekjen Blak-blakan Suara PKB Naik tetapi AMIN Kalah, Sebut Ada Sejumlah Faktor

Mantan Sekjen Blak-blakan Suara PKB Naik tetapi AMIN Kalah, Sebut Ada Sejumlah Faktor

Menurut dia, PKB bisa mengambil manfaat penuh dari peristiwa politik saat ini

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Menteri Bahlil 'Ngotot' Ingin Pilpres Satu Putaran

Ini Alasan Menteri Bahlil 'Ngotot' Ingin Pilpres Satu Putaran

Bahlil berharap pemilihan presiden (pilpres) kali ini hanya berlangsung satu putaran saja.

Baca Selengkapnya
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali

Baca Selengkapnya
Balita yang Dianiaya Kekasih Tantenya di Jaktim Meninggal Dunia

Balita yang Dianiaya Kekasih Tantenya di Jaktim Meninggal Dunia

balita itu meninggal karena mengalami gegar otak berat pascapenganiayaan.

Baca Selengkapnya
Buka-Bukaan Mahfud MD Tolak Tawaran Jadi Cawapres Anies, Singgung Jokowi dan Demokrat

Buka-Bukaan Mahfud MD Tolak Tawaran Jadi Cawapres Anies, Singgung Jokowi dan Demokrat

Tawaran tersebut bukan berasal dari partai koalisi, melainkan dari beberapa perwakilan PKS.

Baca Selengkapnya