Lagi, The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan
Merdeka.com - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) kembali memangkas suku bunga sebesar 0,25 persen pada Rabu waktu setempat. Pemangkasan ini untuk kedua kalinya setelah bulan sebelumnya juga melakukan kebijakan yang sama.
Mengutip Wall Street Journal, pemangkasan ini untuk melindungi ekonomi AS terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diperkuat oleh adanya aksi perang dagang AS dengan China.
Ketua the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ada perbedaan pandangan dari beberapa pejabat the Fed. Ada yang menginginkan suku bunga dipotong tetapi ada juga yang ingin bertahan.
"Saya kira akan tiba saatnya ketika kita berpikir sudah cukup. Tetapi mungkin juga akan tiba saatnya ketika ekonomi memburuk dan kita kemudian harus memotong lebih agresif," ucap Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell pada konferensi pers.
Tujuh dari 10 pejabat Fed memberikan suara mendukung penurunan suku bunga dana federal ke kisaran antara 1,75 persen dan 2 persen, dengan dua pejabat bank sentral lebih suka mempertahankan suku bunga stabil dan satu mendukung pemotongan setengah poin yang lebih besar.
The Fed juga pada hari Rabu juga telah menyuntikkan uang ke dalam sistem perbankan kedua kalinya untuk meredakan krisis di pasar keuangan. Kemungkinan besar, gelontoran dana tersebut akan dilanjutkan juga pada Kamis. Operasi pasar ini bertujuan untuk menjaga tingkat dana di kisaran target bank sentral.
Powell mengatakan masalah pendanaan dan operasi pasar ini tidak memiliki implikasi terhadap ekonomi atau sikap kebijakan moneter.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global
Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Terbitkan Aturan Baru, Diklaim Mampu Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Nasional
Tujuan aturan ini untuk memudahkan pelaku usaha dalam mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Baca Selengkapnya