Laba Bank Muamalat tembus Rp 322 miliar di semester I 2013
Merdeka.com - Bank Muamalat mencatat laba sebesar Rp 372,2 miliar (Juni 2013), naik signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 246,05 miliar (Juni 2012).
"Pada periode tersebut pula, aset tercatat sebesar Rp 47,92 triliun atau meningkat 46,6 persen secara tahunan dari posisi semester I 2012 Rp 32,69 triliun," kata Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin dalam berita tertulis yang diterima merdeka.com, Sabtu (24/8).
Dari sisi pembiayaan yang disalurkan, mencapai Rp 38,11 triliun atau tumbuh 47,9 persen dari Rp 25,77 triliun dalam periode setahun. Tingkat pembiayaan bermasalah (NPF-nett) terjaga pada level 1,86 persen (nett) atau berkurang dari periode yang sama tahun lalu yaitu 1,94 persen (nett).
Dari aspek penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mencapai Rp 35,61 triliun atau naik 38,85 persen dari Rp 25,65 triliun (yoy). Pertumbuhan DPK diikuti dengan pertumbuhan dana ritel dari produk-produk Tabungan (Saving Accounts) yang mencapai 31,8 persen menjadi Rp 9,47 triliun.
"Produk Tabungan Muamalat Prima memiliki kontribusi terbesar dalam peningkatan DPK ritel," kata Arviyan. Total dana yang dihimpun dari produk tabungan premium ini meningkat sangat signifikan menjadi Rp 1,43 triliun, dari posisi semester I 2012 yang hanya Rp 4,1 miliar.
Tingginya pertumbuhan tabungan tidak lepas dari kontribusi perluasan jaringan dan e-channel Bank Muamalat. Sepanjang semester I 2013, Bank Muamalat menambah 23 kantor kas berjalan (mobile branch) sehingga jumlahnya menjadi 53 unit dan rencananya akan ditambah hingga sekitar 64 unit hingga akhir tahun.
Mobile branch ditebar dengan distribusi merata, termasuk di Kawasan Indonesia Timur (KTI) seperti Manado, Gorontalo, Makassar, Jayapura, Timika dan Kupang guna meningkatkan akuisisi nasabah. Mobile branch melengkapi 453 kantor layanan di penjuru Indonesia serta 1113 unit ATM Muamalat yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sepanjang semester I, Bank Muamalat mengakui banyak menjalankan persiapan untuk melantai di bursa. Aksi korporasi yang dilakukan dalam bentuk right issue dan secondary public offering ini ditargetkan dapat menghimpun dana senilai Rp 1,5 triliun.
Kedua agenda tersebut melengkapi aksi korporasi sebelumnya dalam rangka memperkuat struktur permodalan, diantaranya penerbitan Sukuk Subordinasi Berkelanjutan sebesar Rp 1,5 triliun yang tahun 2012 dan Semester I 2013.
"Kami optimis right issue dan secondary public offering akan terealisasi setidaknya pada kuartal terakhir tahun 2013," tutup Arviyan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaBI menyediakan opsi layanan penukaran uang baru melalui Layanan Kas Keliling di lokasi-lokasi strategis.
Baca SelengkapnyaBank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KemenKopUKM pun telah memanggil total 12 perbankan yang terbukti tidak menaati pedoman pelaksanaan KUR.
Baca SelengkapnyaAdapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaDiduga banyak pedagang pasar yang masih punya utang di bank.
Baca SelengkapnyaBatas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca Selengkapnya