Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Seiring Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Seiring Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS Rupiah. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Jumat (15/10). Rupiah dibuka di Rp14.070 per USD, menguat dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.117 per USD.

Mengutip data Bloomberg, Rupiah melemah usai pembukaan ke Rp14.095 per USD, namun kembali menguat ke Rp14.073 per USD. Meski sempat melemah kembali ke Rp14.093, Rupiah kembali menguat dan saat ini berada di Rp14.088 per USD.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini diprediksi menguat seiring turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.

"Nilai tukar menguat cukup dalam kemarin. Kemungkinan momentum penguatan tersebut bisa berlanjut hari ini seiring dengan terkoreksinya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun sudah terkoreksi ke bawah 1,6 persen selama dua hari beruntun," kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (15/10).

Menurut Ariston, terkoreksinya imbal hasil (yield) obligasi AS mungkin karena pasar mendapatkan data inflasi produsen AS di bawah ekspektasi. Semalam data inflasi dari sisi produsen AS untuk September mengalami kenaikan 8,6 persen (yoy) tapi di bawah ekspektasi pasar 8,7 persen (yoy).

Selain itu, penguatan rupiah juga mendapatkan dukungan dari membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko yang ditandai dengan penguatan indeks-indeks saham global. Pagi hari ini indeks Asia terlihat bergerak menguat. Penguatan indeks saham tersebut didukung oleh laporan pendapatan perusahaan yang membaik di masa pandemi.

Ariston menyampaikan proyeksi kenaikan surplus perdagangan karena kenaikan harga komoditas ekspor juga mendukung penguatan rupiah. Hari ini pasar menantikan data neraca perdagangan September dengan proyeksi surplus USD3,84 miliar.

"Namun di sisi lain, pasar masih mewaspadai sentimen tapering yang bisa membalikkan rupiah," ujar Ariston.

Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 pada Kamis (14/10) kemarin mencapai 1.053 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,23 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 37 kasus sehingga totalnya mencapai 142.848 kasus.

Kasus sembuh bertambah sebanyak 1.715 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,07 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 19.852 kasus. Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 104,31 juta orang dan vaksin dosis kedua 60,42 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.090 per USD dengan potensi resisten di kisaran Rp14.150 per USD.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini

Meskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe

Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya