Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kuartal III 2017, BI catat surplus neraca pembayaran Indonesia USD 5,4 miliar

Kuartal III 2017, BI catat surplus neraca pembayaran Indonesia USD 5,4 miliar Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III 2017 mengalami surplus USD 5,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus triwulan II 2017 sebesar USD 0,7 miliar. Peningkat surplus ditopang oleh penurunan defisit transaksi berjalan dan peningkatan surplus transaksi modal dan finansial.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, mengatakan surplus NPI tersebut mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari USD 123,1 miliar pada akhir triwulan II 2017 menjadi USD 129,4 miliar pada akhir triwulan III 2017.

"Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/11).

Sementara, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD 4,3 miliar (1,65 persen PDB). Membaik dari defisit pada triwulan sebelumnya yang sebesar USD 4,8 miliar (1,91 persen PDB), seiring dengan kenaikan surplus neraca perdagangan barang dan penurunan defisit neraca pendapatan primer.

Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2017 tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada triwulan III 2016 yang sebesar USD 5,1 miliar (2,09 persen PDB). Kenaikan surplus neraca perdagangan barang didorong oleh meningkatnya ekspor, baik secara nilai maupun volume, di tengah impor yang juga mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan permintaan domestik.

"Sementara itu, penurunan defisit neraca pendapatan primer terutama dipengaruhi pembayaran dividen yang lebih rendah sesuai pola musiman."

Sedangkan, surplus transaksi modal dan finansial meningkat signifikan terutama didukung oleh besarnya arus modal masuk dalam bentuk investasi langsung, seiring dengan optimisme terhadap kinerja ekonomi domestik. Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2017 mencatat surplus USD 10,4 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus triwulan II 2017 sebesar USD 5,8 miliar dan juga lebih besar dibandingkan dengan surplus triwulan III 2016 sebesar USD 9,9 miliar.

Peningkatan surplus tersebut secara triwulanan didukung oleh meningkatnya surplus investasi langsung, sejalan dengan kenaikan realisasi investasi domestik, dan menurunnya defisit investasi lainnya, terutama karena turunnya outflow penempatan simpanan swasta domestik di luar negeri.

"Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial lebih lanjut tertahan oleh penurunan surplus investasi portofolio terutama karena keluarnya dana asing dari pasar saham domestik," jelasnya.

Agusman menambahkan perkembangan surplus NPI pada triwulan III 2017 secara keseluruhan menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.

Bank Indonesia akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan moneter dan fiskal di AS serta tekanan geopolitik di beberapa kawasan, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.

"Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural."

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024

Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024

Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar

Baca Selengkapnya
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.

Baca Selengkapnya
Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Januari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun

Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun

Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.

Baca Selengkapnya
Tutup Tahun, Capaian Penerimaan Bea Cukai 2023 Tembus Rp286,2 Triliun

Tutup Tahun, Capaian Penerimaan Bea Cukai 2023 Tembus Rp286,2 Triliun

Bea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Semringah, APBN 2023 Masih Surplus Rp153,5 Triliun

Sri Mulyani Semringah, APBN 2023 Masih Surplus Rp153,5 Triliun

Bendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun

Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun

Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.

Baca Selengkapnya