Kualitas beras lokal hancur, petani terancam gigit jari
Merdeka.com - Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Alimoeso mengakui, harga beras Indonesia lebih mahal dari beras luar negeri. Bahkan perbedaan harga beras lokal 10 persen lebih mahal dari beras impor tersebut.
Perbedaan harga ini menjadi ancaman untuk Indonesia di pasar bebas ASEAN awal tahun depan. Petani Indonesia bisa mati karena masuknya beras dari luar. "Beras kita lebih mahal, mereka masuk bebas petani kita tidak bergairah," kata Soetarto di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/11).
Dia mengatakan, hanya ada satu cara antisipasi agar petani Indonesia tidak mati. Caranya, dengan memperbanyak produksi dalam negeri seperti 2008 silam. Dengan demikian, beras luar negeri tidak punya ruang untuk bersaing.
"Antisipasi mau tidak mau seperti 2008 produksi harus cukup dalam negeri jadi enggak ada barang masuk. Harga lebih tinggi enggak apa-apa."
Selain harga murah, kualitas beras impor cenderung lebih bagus. Ini akibat, mesin penggilingan yang tidak maksimal. "Sebenarnya sama kita juga bisa produksi bagus. Karena engga semua bagus, iya," katanya
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaKerja keras sangat dibutuhkan seseorang untuk menjadi sukses.
Baca SelengkapnyaSoto padang rupanya juga menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat Padang dan sekitarnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang pembuat patung asal Cimahi memberikan patung gratis kepada Dedi Mulyadi, saat diberi uang Rp100 juta, pematung itu menolak.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang rekomendasi makanan musang yang paling disukai, dan ampuh bikin hewan peliharaan jadi gemuk.
Baca SelengkapnyaIsinya seputar profesionalisme, fokus, hingga keluarga.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaMakanan dari Bengkulu ini mungkin tergolong ekstrem, namun pada nyatanya banyak masyarakat yang menyukainya termasuk Presiden Soekarno.
Baca SelengkapnyaKendaraan motor listrik untuk menekan buruknya kualitas udara Jakarta.
Baca Selengkapnya