Krisis Kepercayaan Diri Hambat Pengusaha Perempuan Go Digital
Merdeka.com - Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK) bekerja sama dengan Coca Cola Foundation Indonesia dan Tokopedia melatih 2500 pengusaha perempuan dan difabel di 3 provinsi Indonesia. Selama masa pelatihan diberikan edukasi dan pelatihan terkait bisnis online.
Selama masa pelatihan, Deputy Director Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK), Mohammad Firdaus mengatakan kendala utama dalam pelatihan digitalisasi yakni krisis percaya diri para pelaku usaha terhadap perangkat digital. Tidak sedikit dari mereka yang mengaku gagap teknologi dan memilih berjualan dengan cara konvensional.
"Kendala utama ini mereka belum melek digital karena usianya di atas 40 tahun atau memasuki generasi manula," kata Firdaus dalam Virtual Press Conference: Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif, Jakarta, Selasa (8/9).
Firdaus menuturkan, banyak pengusaha perempuan yang menjalankan bisnis di usia yang tidak muda. Sehingga perlu bantuan dari pendamping yang berasal dari keluarga atau kerabatnya.
Ketersediaan perangkat juga menjadi kendala lainnya. Sehingga para pelaku usaha ini harus terus mendapatkan pendampingan dari pihak profesional untuk mengembangkan usaha.
"Kerja sama ini makanya bagus sekali, di sini belajar marketing online dan dengan pendampingan rutin," kata dia.
Sebab tujuan program ini tidak hanya bertujuan agar pelaku usaha membuka lapak online di platform digital. Melainkan ikut merawat toko online selaiknya ketika membuka toko secara fisik.
60 Persen Pengusaha Perempuan Target Go Digital
Lewat program ini diharapkan bisa mengajak 60 persen pengusaha perempuan untuk bertransformasi ke sistem penjualan digital. Tokopedia sebagai platform digital membuat merancang modul yang bisa dipahami para peserta program ini.
Lalu ASPPUK memberikan pendamping kepada para pengusaha. Sedangkan CCFI memberikan dukungan dana pelatihan senilai Rp 1 miliar untuk mendanai program pelatihan.
Firdaus menambahkan, modul yang dibuat nantinya juga akan dibagikan kepada para pengusaha perempuan. Sebab tidak sedikit pengusaha perempuan yang menyerah karena
"Modulnya ini nanti akan kita sebarkan karena banyak yang menyerah duluan karena mengaku gaptek, tapi karena didampingi ini pasti akan bisa menular," kata dia.
Untuk bisa ikut dalam program ini, para pengusaha telah melalui beberapa tahap mulai dari asesmen, kesiapan daerah dan jaringan dan jenis produk. Dalam program mengecualikan produk makanan basah karena membutuhkan teknologi yang lebih banyak.
Dia menambahkan, para peserta juga diminta menandatangani nota kesepakatan sebagai komitmen mengikuti program pelatihan hingga selesai.
"Kami juga ada MoU dengan peserta, jadi kalau ikut tidak boleh berhenti di tengah jalan," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
House of Future akan menjadi pusat pelatihan digital dan tempat belajar bagi karyawan.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi setiap tahunnya menggelar berbagai program peningkatan kemampuan bisnis.
Baca SelengkapnyaRatusan UKM fesyen yang tergabung dalam Mall UKM Cirebon memiliki toko digital dan berjualan di Lazada.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.
Baca SelengkapnyaYuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.
Baca SelengkapnyaRencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaMenyambut perayaan Hari Kartini & Hari Bumi pada tanggal 21 & 22 April 2024, Tokopedia & TikTok melalui Shop|Tokopedia, mengembangkan program Tokopedia Hijau.
Baca SelengkapnyaRakernas ASKOMPSI 2024 sendiri digelar pada pada 21-23 Februari 2024 di Hotel Horison Ultima Majalengka, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPersentase pekerja perempuan di BCA juga mencapai 60,8 persen dari total pekerja dan menduduki 61,1 persen dari total manajer di perusahaan.
Baca Selengkapnya