Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Krisis' daging, cabe dan bawang, masalah klasik setiap tahun

'Krisis' daging, cabe dan bawang, masalah klasik setiap tahun Harga Cabe Naik. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Tidak bisa dipungkiri, dalam beberapa pekan terakhir masyarakat terbebani dengan tingginya harga sejumlah komoditas pangan dalam negeri. Sebut saja harga daging yang sempat lebih dari Rp 100.000 per kg. Atau cabe rawit yang di beberapa kota di Indonesia harganya juga mendekati harga daging sapi.

Kondisi ini pada akhirnya melahirkan kritik tajam yang mengarah ke kinerja Menteri Pertanian Suswono lantaran tidak maksimal dalam menggenjot produksi pertanian dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam hal kebijakan impor.

M Prakosa, mantan menteri pertanian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akhirnya ikut angkat bicara. Menurutnya, 'krisis' pangan yang terjadi saat ini bukan hal baru. 'Krisis' yang dimaksud Prakosa adalah lonjakan harga bahan pangan dan minimnya pasokan pangan.

"Setiap tahun kita rasakan itu harga bahan pangan tinggi. Masalah klasik yang tidak pernah terselesaikan," ujar Prakosa kepada merdeka.com, Sabtu (20/7).

Dia menegaskan, tingginya harga sejumlah bahan pangan mulai dari daging sapi, daging ayam, cabe, hingga bawang, terjadi karena kurangnya pasokan. Menurut dia, itu adalah satu-satunya penyebab. Penilaian yang menyebutkan bahwa kenaikan harga akibat ulah spekulan, merupakan dampak lanjutan dari minimnya pasokan yang ada di pasar.

Dia melihat, untuk saat ini, kebijakan impor memang menjadi kebijakan yang terpaksa diambil karena pemerintah tidak mampu mendorong produksi pertanian. "Ya semacam jadi satu-satunya jalan, solusi untuk jangka pendek. Tapi tidak untuk jangka panjang," katanya.

Menurutnya, pemerintah dan masyarakat serta pelaku usaha sudah mengetahui bahwa masalah setiap tahun adalah kekurangan pasokan bahan pangan. Ketika masalahnya sudah diketahui, sudah diidentifikasi akar masalahnya, maka harus dicari jalan keluar atau solusinya.

Anggota Komisi IV DPR ini mengatakan, untuk negara yang besar jumlah penduduknya dan tinggi konsumsinya seperti Indonesia, mau tidak mau harus mewujudkan kedaulatan dan swasembada pangan. Tidak bisa hanya mengandalkan pasokan dari luar negeri. Untuk itu, pemerintah perlu serius dalam mengelola dan mendorong produksi sektor pertanian.

"Keseriusan pemerintah bisa dilihat dari alokasi untuk sektor pertanian di APBN. Jumlahnya sangat kecil, artinya belum ada keseriusan," tegasnya.

Dia menyebutkan, dari total belanja negara lebih dari Rp 1.200 triliun, porsi untuk keseluruhan sektor pertanian tidak lebih dari Rp 20 triliun.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu

Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.

Baca Selengkapnya
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.

Baca Selengkapnya
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.

Baca Selengkapnya