Kredit macet UMKM diprediksi melonjak, BRI santai
Merdeka.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tidak akan menerapkan strategi khusus buat mengantisipasi potensi kredit macet dari segmen nasabah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Ramalan soal kenaikan Non-Performing Loan (NPL) di semester II itu disampaikan Bank Indonesia (BI), lantaran kondisi likuiditas ketat.
Direktur Keuangan BRI Ahmad Baiquni menyatakan pihaknya tidak kaget bila bank sentral menyatakan ada potensi sebagian UMKM gagal bayar kredit. Fenomena itu sudah terlihat sejak Januari-Juni lalu.
"Memang NPL kita masih tetap seperti yang terjadi di semester I, memang agak sedikit tinggi, tapi itu sama seperti industri," ujarnya kepada merdeka.com sebelum mengikuti Laporan Nota Keuangan Presiden di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8).
Per Desember 2013, nasabah UMKM BRI mencapai 8 juta orang, alias penguasa pasar di segmen tersebut. Sedangkan, hingga akhir semester I 2014, total kredit BRI tumbuh 17,19 persen secara dibanding periode yang sama tahun lalu. Sampai dengan Juni, bank BUMN ini mengucurkan total kredit Rp 459,13 triliun.
Baiquni tidak merinci persentase kredit macet khusus untuk segmen UMKM. Tapi secara umum NPL Gross BRI pada Juni 2014 mencapai 1,97 persen. Ini terhitung meningkat, dibandingkan Juni 2013 yang sebesar 1,81 persen.
Karena menganggap peningkatan NPL tahun ini tidak dramatis, Baiquni melihat strategi manajemen akan berjalan biasa. "Enggak ada langkah tertentu. Kita business as usual saja," tandasnya.
Kemarin, Bank Indonesia menyatakan hingga Juni 2014, NPL perbankan nasional berada di level 2 persen.
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah memprediksi NPL sampai akhir tahun akan tinggi untuk beberapa sektor. Salah satu yang dipetakan paling berisiko gagal bayar adalah perusahaan yang mengandalkan komoditas berbasis sumber daya alam.
Di luar itu, tingginya suku bunga kredit juga mempengaruhi kemampuan bisnis kelas menengah. Cicilan kredit tinggi bisa mengerek rasio NPL untuk nasabah dengan modal cekak. "Sebagian sektor UMKM mengalami kenaikan NPL," kata Halim.
Walaupun baru dugaan awal, bank sentral yakin fenomena gagal bayar sampai akhir tahun tidak sporadis. Mayoritas debitur perbankan akan tetap mampu membayar cicilan kredit yang kini bunganya cenderung meningkat.
"Bukan suatu gejala yang luas. Ini lebih terkait kesehatan nasabah individual."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaOptimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaRealisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaSetelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaAmar Bank juga telah memiliki tim kerja yang berfokus untuk menggarap segmen korporasi dan komersil.
Baca Selengkapnya