Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kontribusi Sawit Terhadap Ekonomi dan Lapangan Kerja Baru

Kontribusi Sawit Terhadap Ekonomi dan Lapangan Kerja Baru Kelapa Sawit. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) mengklaim bahwa sektor sawit masih bisa tumbuh di tengah kondisi pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari sumbangan devisa ekspor sekitar USD13 miliar sampai dengan Agustus 2020.

Selain itu, perkebunan dan Industri sawit juga membuka jutaan lapangan kerja di dalam negeri baik untuk petani sawit, pekerja pabrik, dan tenaga kerja lainnya di sepanjang rantai produksi kelapa sawit dari kebun sampai dengan menjadi produk akhir.

"Tercatat kurang lebih 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 16 juta tenaga kerja tidak langsung yang diserap oleh sektor sawit," kata Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, dalam Kegiatan Journalist Fellowship secara virtual, Selasa (24/8).

Dia mengatakan, kelapa sawit berperan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik dari aspek ekonomi, sosial, dan ketahanan energi. Hal ini tidak terlepas dari posisi Indonesia yang merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia.

Produk kelapa sawit dan turunannya telah di ekspor ke seluruh penjuru dunia dan merupakan komoditas penghasil devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Pada tahun 2019, nilai ekspornya (diluar produk Oleokimia & Biodiesel) mencapai USD15,57 milyar (data BPS) setara kurang lebih Rp220 triliun.

"Ini melampaui nilai ekspor dari sektor migas maupun sektor non migas lainnya," katanya.

Di samping itu, sawit telah berkontribusi pula menjadikan Indonesia sebagai produsen biodiesel, energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan fossil fuel, yang bahan bakunya berasal dari minyak sawit.

Biodiesel sawit tersebut, melalui pencampuran dengan minyak Solar dalam bentuk B-30, telah gunakan sebagai bahan bakar, sehingga mengurangi ketergantungan negara kita atas impor minyak bumi sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan di sektor migas.

Dia menambahkan, berbagai produk-produk sawit juga telah mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat. Paling familiar adalah minyak goreng dari sawit. Namun sesungguhnya konsumsi minyak sawit dan turunannya lebih luas dari itu.

Di mana minyak sawit ada dalam produk sabun, shampoo, deterjen, lipstick, produk kosmetik, personal care, roti, coklat, biskuit, krimer, margarin, susu formula bayi, dan lain-lain. Penggunaan minyak sawit dan turunannya, yang merupakan minyak nabati dengan produktivitas tertinggi, menjadikan produk-produk tersebut dapat digunakan oleh segenap kalangan masyarakat kita dengan harga yang relatif terjangkau.

Belum Jadi Tuan Rumah di Negara Sendiri

Meski peran komoditas sawit begitu besar bagi masyarakat dan perekonomian, namun sangat ironis bahwa kemudian komoditas ini belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Isu negatif terhadap sawit di dalam negeri masih marak dan kerap diterima masyarakat dengan pemahaman yang keliru sehingga dianggap sebagai kebenaran umum.

Sejumlah isu tersebut antara lain anggapan bahwa perkebunan dan industri sawit merupakan penyebab hilangnya hutan tropis, sawit sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, sawit sebagai penyebab hilangnya keanekaragaman hayati, minyak sawit tidak baik bagi kesehatan, isu penggunaan tenaga kerja anak di perkebunan sawit, dan bermacam isu negatif lainnya yang dialamatkan kepada sawit.

"Namun isu-isu dan tuduhan negatif terhadap sawit banyak yang berasal dari luar Indonesia dan umumnya tidak berdasarkan fakta objektif di lapangan," jelasnya.

Dia mengatakan, beberapa isu ini diproduksi sebagai dampak dari persaingan dagang komoditas minyak nabati dunia, dimana sawit memang memiliki keunggulan komparatif dibandingkan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak bunga matahari, dan sebagainya. Namun terkadang tanpa disadari, beberapa kelompok masyarakat justru berperan dalam mengamplifikasi isu negatif tersebut di dalam negeri.

"Kampanye isu-isu negatif tersebut dalam jangka waktu yang lama telah memunculkan stigma negatif terhadap sawit sehingga kemudian sawit teralienasi dari masyarakat yang justru mengkonsumsinya setiap hari. Ini sungguh sebuah paradoks dimana komoditas hasil negeri sendiri yang memiliki manfaat begitu banyak, justru belum dipahami dan bahkan banyak dikritik oleh masyarakat dalam negeri sendiri," jelasnya.

Oleh karena itu, dia tak ingin dalam jangka panjang, isu-isu negatif ini akan merugikan perkebunan dan industri sawit nasional dan tentu akan berdampak pula bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Naikkan Dana Peremajaan Sawit Jadi Rp60 Juta Per Hektare

Pemerintah Berencana Naikkan Dana Peremajaan Sawit Jadi Rp60 Juta Per Hektare

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Daftar 4 Perusahaan Debitur LPEI Diduga Lakukan Korupsi, Ada Perusahaan Sawit hingga Batubara

Daftar 4 Perusahaan Debitur LPEI Diduga Lakukan Korupsi, Ada Perusahaan Sawit hingga Batubara

Total pinjaman 4 perusahaan ekspor tersebut mencapai Rp2,5 triliun.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Janjikan Masalah Sektor Pertanian Beres Tahun Ini

Cak Imin Janjikan Masalah Sektor Pertanian Beres Tahun Ini

Menurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.

Baca Selengkapnya
Punya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan

Punya Program Makan Gratis, Negara Ini Malah Alami Krisis Pangan

Sektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.

Baca Selengkapnya
PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo: Tidak Lama Lagi Kita Bisa Swasembada Energi

Prabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Diresmikan Jokowi, Proyek Sistem Irigasi Gumbasa Telan Dana Rp256 Miliar Bisa Mengairi Sawah 12 Desa

Diresmikan Jokowi, Proyek Sistem Irigasi Gumbasa Telan Dana Rp256 Miliar Bisa Mengairi Sawah 12 Desa

Proyek sistem irigasi tersebut bermanfaat untuk mengairi sawah di 12 desa dan meningkatkan indeks Pertanaman (IP) di Kabupaten Sigi.

Baca Selengkapnya