Konflik Geopolitik Hingga Perubahan Iklim Jadi Tantangan Transisi Energi di Indonesia
Pemerintah terus mendorong program transisi energi di Indonesia.
Pemerintah terus mendorong program transisi energi di Indonesia.
Konflik Geopolitik Hingga Perubahan Iklim Jadi Tantangan Transisi Energi di Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, situasi energi di Indonesia sangat dipengaruhi dinamika global antara lain konflik geopolitik. Selain itu situasi energi di Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kondisi perubahan iklim akibat pemanasan global.
"Situasi energi di Indonesia sangat dipengaruhi dinamika global antara lain konflik geopolitik dan kondisi perubahan iklim akibat pemanasan global. Pelaksanaan transisi energi semakin penting dan perlu dipercepat untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060," kata Arifin di Jakarta, Senin (2/10).
Merdeka.com
Untuk mendukung program transisi energi, pihaknya terus mengundang lebih banyak mitra internasional.
Upaya ini dilakukan untuk mencapai target karbon netral atau net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Namun untuk mewujudkan itu ongkosnya tidak murah. Indonesia butuh dana investasi hingga USD1 triliun, atau setara Rp15.000 triliun.
"Indonesia membutuhkan investasi hingga USD1 Triliun sampai tahun 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan," ujar Arifin beberapa waktu lalu.
Menurut dia, kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat. Sebab, Indonesia akan menerapkan pensiun dini terhadap pembangkit listrik berbahan bakar batubara di tahun-tahun mendatang.
"Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerjasama yang luas untuk mencapai target tersebut," imbuh Arifin.
Dengan demikian, Kementerian ESDM mengapresiasi pelaku di industri energi yang bisa menjawab permasalahan tersebut. Salah satunya melalui Penganugerahan Penghargaan Subroto.
Arifin menjelaskan, Penghargaan Subroto merupakan penghargaan tertinggi kepada para pemangku kepentingan, yang telah melakukan kinerja terbaik dalam memajukan sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia, dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan bahwa di Penghargaan Subroto tahun ini diberikan kepada 62 pemenang dari 14 bidang penghargaan yang diusulkan oleh delapan unit eselon satu di lingkungan Kementerian ESDM. Jumlah bidang penghargaan ini meningkat dari tahun lalu yang sebanyak 13 bidang penghargaan untuk 66 pemenang.
"Hal ini memberikan kesempatan lebih untuk penggiat sektor energi untuk terus memberikan kontribusi nyata dalam mengembangkan dan memajukan sektor ESDM ke depannya," kata Dadan Kusdiana.
Di acara tersebut, PT Kideco Jaya Agung menerima sejumlah penghargaan, salah satunya adalah penghargaan Inovasi Penyediaan, Pembangunan, dan Pengelolaan Fasilitas Pembibitan/Persemaian (Nursery) Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Penghargaan diberikan langsung oleh Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM Bambang Suswantono kepada Direktur Utama PT Kideco Jaya Agung M. Kurnia Ariawan.
Direktur Utama Kideco, Mohamad Kurnia Ariawan, menyampaikan bahwa pihaknya selalu mengedepankan keberlanjutan bisnis, dan berkomitmen untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM atas penghargaan yang diberikan kepada kami. Tentunya ini menjadi semangat baru dan tanggung jawab untuk terus meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup di dalam kegiatan operasional bisnis kami. Kideco mengedepankan keberlanjutan bisnis dan terus memberikan dampak positif secara nyata kepada masyarakat dan lingkungan melalui program-program ESG (Environment, Social, Governance) yang telah ditetapkan," ujar Mohamad Kurnia.