Khawatir pasokan melimpah, harga minyak kembali melorot
Merdeka.com - Harga minyak dunia kembali turun pada Senin (Selasa pagi WIB). Penurunan harga terjadi karena meingkatnya kekhawatiran tentang kembalinya kelebihan pasokan global ke depan dan penguatan USD membuat minyak mentah dalam denominasi USD lebih mahal.
"Pasar minyak tetap defensif setelah penurunan harga pekan lalu meminta perhatian atas fundamental lemah saat ini, termasuk sejauh mana peningkatan produksi OPEC dapat menunda 'rebalancing' yang dinanti pada keseimbangan pasokan/permintaan global," kata Tim Evans dari Citi Futures seperti ditulis Antara, Selasa (12/7).
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 65 sen menjadi berakhir pada USD 44,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI merosot sekitar tujuh persen selama seminggu sebelumnya.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, patokan global, menetap pada USD 46,25 per barel, turun 51 sen dari penutupan Jumat (8/7).
"Para pedagang masih bereaksi terhadap penurunan lebih kecil dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah komersial AS pekan lalu dan kenaikan jumlah rig minyak aktif di AS," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
"Mereka benar-benar mengabaikan fakta bahwa di AS, ada penurunan besar dalam produksi! Jadi kita memiliki situasi di mana masih ada beberapa sentimen penghindaran risiko yang mengakibatkan pasar lebih rendah," katanya.
Laporan Baker Hughes pada Jumat (8/7) tentang jumlah rig pengeboran aktif di Amerika Serikat, barometer aktivitas produksi di masa depan, menunjukkan kenaikan sebesar 10 rig pada pekan lalu menjadi 351 rig, kenaikan kelima dalam enam minggu.
Pada saat yang sama tahun lalu, pengebor memiliki 645 rig minyak yang beroperasi. "Ini adalah kenaikan kecil," kata Melek.
"Ketika Anda melihat pada grafik dan berapa banyak mereka telah jatuh, ini peningkatan kecil yang tidak akan banyak berpengaruh." Analis Commerzbank juga mencatat pasar minyak kembali ke sentimen negatif, mendorong harga lebih rendah.
"Hanya beberapa minggu lalu, pelaku pasar masih melihat hampir secara eksklusif faktor-faktor yang mendukung harga. Sekarang mereka tampaknya hanya memiliki faktor-faktor bearish lagi. Ini termasuk peningkatan aktivitas pengeboran AS dan USD yang lebih kuat," kata mereka dalam catatan kliennya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Pertama harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng di pasaran," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMeski harga mengalami kenaikan, Pj Wali Kota memastikan pasokan beras dan sembako masih aman.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaSelain revitalisasi, Gibran juga akan fokus mengendalikan harga bahan pokok apabila menjadi wakil presiden.
Baca Selengkapnya