Keuntungan Kerja Sama RI-China Gunakan Rupiah dan Yuan
Merdeka.com - Mulai 6 September lalu, Indonesia dan China, secara resmi mulai mengimplementasikan kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS). Dengan begitu transaksi perdagangan antara kedua negara tidak lagi menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) tetapi memakai mata uang rupiah dan yuan.
Presiden Direktur PT Bank UOB Indonesia, Hendra Gunawan menilai adanya perjanjian tersebut membuat Indonesia tidak terlalu bergantung pada mata uang dolar AS. Sehingga akan banyak manfaat karena hubungan perdagangan kedua negara ini tidak sedikit.
"Ini menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap dolar AS, sebab China merupakan mitra dagang Indonesia terbesar dimana kita banyak melakukan hubungan ekspor dan impor dan semua itu kita lakukan dengan mata uang USD," kata Hendara dalam konferensi pers UOB Economic Outlook 2022, Jakarta, Rabu (15/9).
Padahal lanjut Hendra, yang melakukan hubungan perdagangan Indonesia-China. Namun untuk transaksi pembayaran menggunakan mata uang di luar dua negara yang menjalin kerja sama perdagangan.
"Padahal kita pakai Rupiah dan China pakai Yuan. Makanya bagusnya pakai mata rupiah untuk perdagangan di Indonesia dan pakai Yuan untuk perdaganga di China," kata dia.
Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia, Harapman Kasan menilai implementasi perjanjian kerja sama ini bisa memberikan pilihan bagi para pengusaha saat bertransaksi. Di sisi lain kebutuhan Indonesia terhadap dolar pun akan semakin berkurang seiring dengan pemanfaatan kebijakan ini.
"Tentunya ini jadi pilihan buat pemain dan pengusaha sehingga saat berdagang tidak bergantung pada dolar AS," kata Harapman.
Di sisi lain ini akan memudahkan pengusaha dalam menentukan harga pokok sebuah produk. Sehingga tidak lagi direpotkan dengan pemilihan bank yang untuk melakukan transaksi. Sebagai bank yang ditunjuk untuk menjembatani transaksi tersebut, Bank UOB Indonesia akan lebih menggencarkan mencari para pengusaha eksportir dan importir baru di masing-masing negara.
"Kadang pengusaha juga susah menentukan harga pokok. Jadi kita sebagai bank yang ditunjuk melakukan transaksi ini akan lebih aktif mencari pengusaha importir dan eksportir," kata dia.
Ekonom Bank UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja menilai kerja sama ini akan banyak membantu perekonomian Indonesia. Salah satunya membantu agar tingkat inflasi terjaga rendah dan lebih stabil. Sebab mata uang yang dipakai merupakan milik masing-masing negara dan nilai tukarnya lebih rendah dibandingkan dengan dolar AS.
Meski begitu, keberhasilan program ini tetap berada di tangan para pelaku usaha yakni importir dan eksportir di Indonesia-China. Sehingga penting bagi semua pihak untuk terus mensosialisasikan LCS ini.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnya