Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keterlibatan UMKM RI dalam Rantai Nilai Global Dinilai Terendah di Asia Tenggara

Keterlibatan UMKM RI dalam Rantai Nilai Global Dinilai Terendah di Asia Tenggara Ekspor Impor. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Peneliti Senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Aviliani menyatakan bahwa kontribusi UMKM terhadap perekonomian memang sangat besar, khususnya pada penyerapan tenaga kerja. Namun, keterlibatan sektor UMKM Indonesia dalam rantai nilai global hanya 6,3 persen atau paling rendah di Asia Tenggara.

"UMKM kita ini tidak naik kelas, jadi masih banyak yang ada di subsisten level, bahkan sampai sentuh ekspor." ujar Aviliani di Jakarta, Selasa (8/9).

Dia menjelaskan, UMKM tidak akan semakin besar porsinya, meski pemerintah memaksakan bantuan 20 persen dari total kredit setiap bank umum jika nilainya tidak bertambah. Adapun, kredit terbesar dari pemerintah juga dialokasikan ke sektor perdagangan, bukan sektor yang menyerap tenaga kerja.

"Hal ini perlu dievaluasi karena semua sektor dapat Kredit Usaha Rakyat (KUR), jadi tidak tepat sasaran. Menurut saya, KUR ini harusnya dispesifikasi untuk yang berkaitan dengan industri atau pertanian yang menyerap tenaga kerja, bukan ke semua sektor," imbuhnya.

Dengan era digital, UMKM khususnya di perdagangan pasti terkena dampak. Sejak era digital, masyarakat mudah sekali menemukan barang yang lebih murah dari internet. Akibatnya, margin yang diterima oleh UMKM perdagangan makin kecil dan tergerus. Oleh karena itu, model bisnis UMKM perlu diubah.

"Model bisnis UMKM yang harus kita kembangkan ke depannya adalah ke arah industri. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah harus dibalik."

Sebab, selama ini, kebanyakan kebijakan pemerintah ada di sisi supply (supply side), tapi demand sidenya sangat rendah.

Sementara itu, ekspor UMKM Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain belum besar nilainya. Hambatan yang dialami oleh UMKM mulai dari sulitnya bahan baku, produksi dan distribusi terhambat, kekurangan modal, sampai ke penjualan dan permintaan menurun. Sedangkan, rantai pasok (supply chain) harus diseimbangkan oleh demand side.

"Pemerintah bisa mencari pasar, jadi tidak hanya dari sisi supplynya," tambahnya.

Terhitung sampai sekarang, sekitar 48 persen UMKM ditutup. "Bahkan ada penurunan permintaan domestik 30,5 persen, gangguan yang mencapai 19,8 persen. Jadi memang problem kita berbeda dengan krisis sebelumnya," ujar Aviliani.

"Mungkin lain kali, kita harus cari tahu terlebih dahulu, perusahaan besar atau masyarakat butuh apa, lalu ke depannya baru kita cari UMKM-nya. Jadi, memang mungkin harus dibalik," kata Aviliani.

Oleh karena itu, Aviliani berharap insentif pemerintah ke depan dapat mengutamakan insentif untuk UMKM yang bermitra dengan perusahaan besar. Hal ini penting agar UMKM dapat naik kelas dengan memiliki supply chain supaya konsistensi UMKM dalam menjaga mutu tetap terjaga.

"UMKM cenderung diberikan fasilitas, contohnya banyak teman-teman bikin aplikasi untuk UMKM, tapi ketika mereka mulai menjualkan, itu gak konsisten. Dari segi produknya, harga jualnya, akibatnya yang terjadi justru aplikasi itu tidak bisa lagi menjualkan produk mereka. Makanya, UMKM tidak bisa langsung dilepas, ekosistemnya tetap harus dijaga." ungkap Aviliani.

Adapun, salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing UMKM adalah dengan peningkatan penetrasinya ke platform digital. Hingga saat ini, baru sekitar 13 persen atau 279 ribu UMKM yang telah maju ke arah digital.

"Jadi, kalau orang bilang UMKM bisa survive di era ini karena tersedianya fasilitas digital, ya itu belum 100 persen benar. Karena mutu dan belum paham apa barang yang menjadi kebutuhan dan harus diproduksi," tutup Aviliani.

Reporter Magang: Theniarti Ailin

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ganjar Tak Hanya Andalkan BUMN
Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ganjar Tak Hanya Andalkan BUMN

Ganjar yakin pertumbuhan ekonomi akan didominasi oleh sektor UMKM.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen di 2023, Lebih Tinggi dari Rata-Rata Nasional
Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen di 2023, Lebih Tinggi dari Rata-Rata Nasional

Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 didorong oleh capaian kinerja yang positif di seluruh lapangan usaha di Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ungkap Merdeka Finansial Bukan Sekedar Impian Bagi Perempuan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ungkap Merdeka Finansial Bukan Sekedar Impian Bagi Perempuan

Menteri Bintang mengatakan perempuan adalah kekuatan bangsa yang akan menentukan pembangunan Indonesia di masa depan.

Baca Selengkapnya
Karir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Karir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan

Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.

Baca Selengkapnya
Cakupan Kepemilikan IKD Kaltim Capai 99 Ribu Pengguna
Cakupan Kepemilikan IKD Kaltim Capai 99 Ribu Pengguna

Secara persentase, angka tersebut baru mencapai 3,57 persen dari target Kemendagri.

Baca Selengkapnya