Kemenperin optimis industri tekstil RI tumbuh 1,8 persen di 2017
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian berupaya meningkatkan kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Sektor padat karya berorientasi ekspor tersebut ditargetkan dapat tumbuh sekitar 1,6 sampai 1,8 persen pada tahun 2017 atau naik dibanding tahun 2016 yang mencapai 1,2 persen.
"Untuk itu, insentif yang diperlukan guna mendorong kinerja industri TPT antara lain penurunan tarif energi listrik dan gas, perlindungan pasar dalam negeri dari impor ilegal serta kemudahan akses penjualan ke dalam negeri serta insentif ekspor," kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Minggu (9/7).
Kemenperin mencatat, industri TPT menyumbang devisa negara sebesar USD 11,87 miliar atau 8,2 persen dari total ekspor nasional pada tahun 2016. Sementara itu, nilai ekspor sektor ini pada periode Januari-Mei 2017 sekitar USD 5,11 juta atau naik 3,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Industri TPT dinilai dapat menjadi jaring pengaman sosial dengan menyerap tenaga kerja. Pada Januari-Mei 2017, terserap sebanyak 2,69 juta tenaga kerja di sektor TPT atau 17,03 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur. Pada tahun 2016, nilai investasi industri TPT mencapai Rp 7,54 triliun.
"Selama tiga tahun terakhir, industri TPT nasional mengalami kontraksi dalam pertumbuhannya. Hal ini didorong oleh investasi baru maupun perluasan pabrik," ungkap Sigit.
Sigit menyampaikan, produk domestik bruto (PDB) atas harga dasar berlaku untuk Industri TPT sampai dengan triwulan I tahun 2017 mencapai Rp 35,98 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 35,60 triliun.
Sementara itu, nilai investasi industri TPT sampai triwulan I tahun 2017 untuk penanaman modal asing, mencapai USD 174,51 ribu atau naik 17,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 147,92 ribu.
"Pertumbuhan industri TPT pada triwulan I-2017 juga mengalami kenaikan sekitar 0,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016," tuturnya.
Kenaikan pertumbuhan produksi yang dialami industri tekstil dan pakaian jadi tersebut dikontribusikan dari sektor skala mikro dan kecil dengan masing-masing menyumbang sekitar 7,96 persen dan 5,40 persen. "Hal ini menunjukkan industri skala mikro, kecil dan menengah menjadi pemasok utama untuk pasar dalam negeri," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, potensi pasar domestik maupun global untuk industri TPT masih terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan semakin tingginya permintaan akan kebutuhan tekstil non-sandang. Misalnya untuk kebutuhan rumah tangga dan furniture.
"Kami optimistis industri TPT nasional mampu berdaya saing global. Apalagi industri ini telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional," ungkapnya.
Namun demikian, industri ini masih mengalami berbagai tantangan, salah satunya adalah kondisi permesinan yang mayoritas usianya sudah tua, terutama pada industri pertenunan dan perajutan.
"Upaya peremajaan mesin dan peralatan industri TPT yang selama ini kami lakukan sebenarnya telah menunjukkan perkembangan yang positif. Namun perlu dilanjutkan dengan program akselerasi peningkatan daya saing yang lebih efektif dan terintegrasi," lanjut Airlangga.
Paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah sebaiknya bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha terutama industri TPT, karena saat inilah situasi yang tepat untuk meningkatkan investasi. Selain itu, Kemenperin terus gencar mengajak masyarakat Indonesia untuk menggunakan produk dalam negeri sebagai dukungan bagi pertumbuhan industri TPT nasional.
Apalagi, saat ini Kemenperin tengah menggodok regulasi khusus untuk industri padat karya berorientasi ekspor, di mana akan mengatur tentang pemberian insentif fiskal berupa investment allowance. "Jadi, pelaku usaha akan mendapatkan diskon PPh yang harus dialokasikan untuk ekspansi usaha," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain produsen teknologi dan mesin, Indo Intertex juga menjadi ajang kumpul para fesyen designer dan brand-brand fesyen ternama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaKenaikan harga komoditas membuat industri semen tertekan di 2023.
Baca SelengkapnyaAreal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca SelengkapnyaLuhut memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.
Baca Selengkapnya