Kemenkeu: Negara Miskin Tertekan Akibat Konflik Rusia-Ukraina
Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menyebut bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina memberikan tekanan besar terhadap ekonomi global, terutama pada negara miskin dan berpenghasilan rendah.
"Dampak dari berbagai tindakan dalam merespons krisis geopolitik konflik Ukraina dan Rusia berdampak pada negara-negara di dunia terutama bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan miskin," katanya dalam G20 Side Event Virtual Seminar di Jakarta, Rabu (25/5).
Febrio menjelaskan, hal itu terjadi karena sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh negara-negara besar terhadap Rusia telah memberikan tekanan pada perdagangan global. Tekanan tersebut menciptakan gangguan pasokan dan meningkatkan inflasi yang akhirnya berdampak pada negara-negara di dunia, terutama bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan miskin.
"Kami telah melihat harga komoditas global termasuk makanan dan energi melonjak sebagai dampak tambahan pada rantai pasokan global," ujarnya.
Berdampak ke Pasar Mata Uang
Situasi geopolitik yang semakin pelik ini pun telah berdampak pada pasar mata uang dan stabilitas ekonomi bahkan merusak pemulihan banyak negara yang sebelumnya sudah terjadi.
Tekanan utang di negara-negara berpenghasilan rendah dan miskin juga meningkat signifikan akibat kenaikan harga komoditas global.
OECD pun memperkirakan ekonomi global akan turun satu persen jika konflik berkepanjangan dan inflasi akan meningkat 2,5 persen.
IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun ini sebesar 0,8 persen dari 4,4 persen menjadi 3,6 persen.
Sementara, inflasi negara-negara maju diproyeksikan meningkat sebesar 1,8 persen sementara negara berkembang meningkat sebesar 2,8 persen.
Presidensi G20 Jadi Jalan Keluar
Oleh sebab itu, Febrio menegaskan Presidensi G20 Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjawab tantangan serta risiko kondisi ekonomi global dan regional.
Menurutnya, berbagai risiko global ini akan mampu dilewati bersama sebagaimana pandemi Covid-19 telah membuat dunia menjadi semakin terhubung dan bergantung.
"Kami belajar bahwa ekonomi kita tertekan karena pandemi Covid-19. Namun kerja sama internasional yang kuat terbukti lebih penting dalam mengatasi tantangan ini," tegasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya