Kemendag Pastikan Stok Kedelai di Importir Masih Cukup
Merdeka.com - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi mengatakan, masalah utama sulitnya menemukan tempe dan tahu di pasaran bukan karena stok kedelai yang langka, namun karena para pengrajin tahu dan tempe galau naikkan harga.
"Sebetulnya bukan langka stok kedelainya, sebenarnya stok di Gakoptindo pun ada. Kondisi yang sebenarnya adalah kenaikan harga, sehingga para pengrajin tempe tahu ini jadi ragu harus menaikkan harga, karena ada kenaikan harga kedelai," kata Didi kepada Liputan6.com, Senin (4/1).
Saat ini pasokan kedelai masih cukup, para importir selalu menyediakan stok kedelai di gudang importir sekitar 450 ribu ton. Misalnya jika kebutuhan kedelai untuk para anggota Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) sebesar 150 ribu sampai 160 ribu ton per bulan, maka stok tersebut seharusnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 3 bulan mendatang.
"Kalau pasokan kedelai masih ada cukup, yang terjadi adalah kenaikkan harga, yang biasanya Rp 7.000 sekarang sampai Rp 9.000 hingga Rp 9.300 yang menjadikan pengrajin tahu tempe galau, karena harus menjual tempe tahunya lebih tinggi," jelasnya.
Memang hal tersebut disebabkan karena adanya kenaikan harga kedelai internasional, yang biasanya harga kedelai sebesar USD 11,92 per bushels, pada Desember 2020 mengalami kenaikkan hingga 9 persen atau sebesar USD 12,95 per bushels.
Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar USD 461 ton, naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat USD 435 ton.
Meski begitu, dia menilai Indonesia masih membutuhkan impor kedelai dari Amerika Serikat (AS) dan Brazil untuk memenuhi kebutuhan para pengrajin tahu dan tempe. Sebab, produksi kedelai dalam negeri masih kecil di bawah 10 persen.
Oleh karena itu selain impor kedelai dari Amerika Serikat, Indonesia juga mendapat pasokan kedelai dari Brazil. Bahkan Brazil pada tahun 2019-2020 melebihi produksi kedelainya daripada Amerika Serikat, Brazil menghasilkan kedelai yang besar.
"Lalu dari Argentina juga ada pasokan kedelai, meskipun kedelai yang dihasilkan Argentina tidak sebesar Brazil dan Amerika Serikat. Untuk saat ini kita masih impor kedelai terutama dari Amerika Serikat dan Brazil," jelas Didi.
Untuk itu, Kemendag terus memberikan dukungan penuh kepada pengrajin tempe tahu, agar mereka tetap lancar produksinya. Artinya Kemendag ikut menjamin pasokan bahan baku kedelai ini kepada para pengrajin tempe tahu.
"Kita informasikan kepada para importir agar mereka tetap bisa melakukan pelayanan penjualan bahan baku kepada pengrajin dan saya kira mereka sangat berkomitmen tidak ada masalah," ujarnya.
Adapun Didi berpesan kepada masyarakat untuk tetap membeli tahu dan tempe, karena kandungan protein dan gizinya tinggi.
"Sebenarnya harga tahu dan tempe masih terjangkau untuk masyarakat dan ini salah satu asupan yang punya protein yang tinggi. Maka masyarakat tetaplah membeli tahu dan tempe sekaligus membantu para pengrajin tahu untuk terus berporduksi walaupun ada sedikit kenaikan harga," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaIngat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian
Dalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau
Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaInflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaJokowi Pastikan Stok Beras Aman saat Ramadan
Harga beras sepekan terakhir melambung tinggi dari sebelumnya. Bahkan di sejumlah retail stoknya kosong.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula
Kejaksaan Agung Tetapkan Satu Tersangka Korupsi Importasi Gula
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Harga Minuman Manis Kemasan Bakal Naik Akibat Kebijakan Pemerintah Ini
Triyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnya