Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kekuatan ekonomi nasional mulai tertekan

Kekuatan ekonomi nasional mulai tertekan

Merdeka.com - Kekuatan ekonomi nasional dinilai semakin tertekan. Beberapa indikator dari makro ekonomi mulai melemah. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan Bank Indonesia.

Wakil Ketua DPR Mohamad Sohibul Iman menyebutkan, salah satu indikator tertekannya kekuatan ekonomi nasional adalah kinerja pergerakan nilai tukar mata uang rupiah yang paling buruk di kawasan Asia.

"Nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2012 melemah sekitar 6,7 persen dan menjadi salah satu mata uang yang paling buruk performanya di kawasan Asia. Hingga saat ini, rupiah masih bertengger di kisaran Rp 9.700 per dolar AS. Angka ini meleset dari target yang ditetapkan, yakni Rp 9.300 per dolar AS," ujar Sohibul melalui siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (19/4).

Keseimbangan eksternal juga diakui sangat tertekan. Sepanjang 2012, untuk pertama kalinya sejak 1961 Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan hingga mencapai USD 24,2 miliar atau sekitar 2,7 persen dari PDB. Tahun ini, defisit transaksi berjalan diperkirakan terus tertekan. Salah satunya karena neraca perdagangan yang terus defisit.

Tidak hanya itu, dilihat dari sisi kekuatan anggaran negara, inflasi dan utang swasta juga menunjukkan kinerja yang kurang menyenangkan. Defisit anggaran terus meningkat seiring peningkatan konsumsi kuota subsidi BBM yang tidak terbendung.

"Di sisi inflasi, tekanan sudah terlihat menguat pada periode Januari-Maret di mana inflasi sudah berada di level 2,43 persen, jauh di atas inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya,"

Utang swasta juga mengkhawatirkan, rasionya sudah mencapai sekitar 30 persen dari PDB, padahal utang pemerintah hanya sekitar 25 persen dari PDB.

Dari kondisi tersebut, DPR meminta pemerintah dan Bank Indonesia waspada dengan hal-hal yang menekan fundamental makro ekonomi, "Fundamental makro ekonomi kita akhir-akhir ini terlihat tertekan. Pemerintah harus waspada mencermati dan mengantisipasi segala kemungkinan yang mungkin saja terjadi," katanya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya