Kecelakaan sepeda motor di Indonesia terus meningkat

Merdeka.com - Tingkat kecelakaan sepeda motor di Indonesia terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah pemilik kendaraan roda dua tersebut. Kendati demikian, jumlah kecelakaan sepeda motor di Tanah Air masih terbilang rendah di Asia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dalam diskusi "Mudik Aman dan Selamat, Meredam Petaka Jalan Raya" yang diselenggarakan oleh Independent Bikers Club, Jakarta, Sabtu (19/7).

Pada Ramadan 2013, sebanyak 71 persen kecelakaan di Indonesia melibatkan sepeda motor. Dengan kata lain, terjadi 163 kasus kecelekaan sepeda motor per hari dengan korban meninggal 21 orang per hari.

Sementara, tingkat kecelakaan sepeda motor di Asia sekitar 6,5 persen per 100 ribu penduduk. Sedangkan dunia sekitar 4,5 persen per 100 ribu penduduk.

"Indonesia tinggi tapi masih tinggi thailand, laos, vietnam, taiwan," kata dia.

Menurut Bambang, ada sejumlah aspek yang harus diperhatikan pemudik. Diantaranya, keamanan, keselamatan, keterjangkauan dan kultural.

"Dua aspek diantaranya yakni keamanan dan keselamatan merupakan faktor vital dan wajib diwaspadai ketika mudik," ujar Bambang.

Untuk mengurangi potensi kecelekaan, Kemenhub sudah membuat kebijakan agar sepeda motor melaju di jalur lambat. Kemudian, pembuatan jalur dan ruang berhenti khusus sepeda motor.

Di luar itu, juga disediakan moda transportasi yang bisa mengangkut sepeda motor pemudik gratis. Diantaranya, kereta api, truk, dan kapal laut.

Ketua umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) Gunadi Sindhuwinata mengungkapkan pemudik terpaksa menggunakan sepeda motor lantaran sarana transportasi massal tidak mencukupi. Selain kelalaian pengendara, kecelakaan sepeda motor juga disebabkan kondisi jalan yang buruk.

"Infrastruktur yang tidak memadai juga menjadi salah satu pemicunya," kata Gunadi.

Pertumbuhan jalan tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan kendaraan bermotor. Ini sebagai akibat dari harga bensin yang masih murah karena disubsidi pemerintah.

"APBN dikuras untuk membiayai subsidi BBM yang nilainya mencapai Rp 300 triliun per tahun."