Kata Kepala BATAN soal peluang kehadiran pembangkit listrik tenaga nuklir di RI
Merdeka.com - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengakui pemanfaatan teknologi nuklir untuk energi di Indonesia masih tersendat. Akibatnya, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tak kunjung terealisasi.
Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan, pada Kebijakan Energi Nasional (KEN), energi nuklir masih dijadikan pilihan terakhir dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Padahal, berbagai studi dan kajian terhadap perencanaan pembangunan PLTN telah selesai dilakukan.
"Status PLTN memang belum menggembirakan, artinya masih menjadi pilihan terakhir. Apalagi di dua tahun ini merupakan tahun politik sehingga banyak pemangku kepentingan yang enggan berkomitmen dalam mendukung perkembangan PLTN di Indonesia," ungkap Djarot di Palembang, Rabu (4/7).
Menurut dia, energi nuklir sebenarnya dapat menjadi pilihan untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi listrik nasional. Namun dibutuhkan komitmen jangka panjang, konsistensi, capacity building, dan sosialisasi yang harus terus dilakukan kepada masyarakat.
"Rencana pembangunan PLTN sudah sejak 40 tahun lalu, tetapi sekarang masih proses banyak perizinan yang perlu dilakukan. Perlu diluruskan, energi nuklir aman dan yang kita bangun bukan untuk persenjataan," ujarnya.
Dia mengatakan, ada beberapa daerah yang diajukan ke pemerintah untuk membangun PLTN, yakni Jepara, Bangka Barat, dan Bangka Selatan. Sementara potensi bahan baku uranium terdapat 70 ribu ton yang tersebar di Kalimantan Barat, Bangka, dan Mamuju.
"PLTN itu nantinya bersifat komersial, bisa memenuhi kebutuhan energi listrik industri juga," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN, Geni Rina Sunaryo mengatakan, energi nuklir tidak hanya bisa menghasilkan listrik tetapi juga memproduksi tenaga uap panas yang bisa dimanfaatkan industri. Pihaknya sedang mendesain reaktor daya sesuai dengan kebutuhan dan pemanfaatan dalam negeri.
"Sebenarnya anak bangsa mampu mengembangkan energi nuklir, sangat bersaing dengan negara tetangga," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PNS Mulai Pindah Juni 2024, Tapi Suplai Gas dan Listrik di IKN Baru Masuk bulan Agustus
Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaPLN Tambah Pembangkit Listrik Hijau di Nusa Penida, Aktif Mulai Tahun Depan
Sistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaSejumlah Wilayah Indonesia Alami Pemadaman Listrik, Salah Satunya Tarakan
PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Patra Niaga Bareng Kementerian ESDM Cek Kesiapan Layanan Energi di Banyuwangi dan Bali
Pertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaTKN soal Salam 4 Jari: Kenapa Enggak Lima Jari? Dadah Sudah Selesai
Gerakan itu sebagai bentuk kepanikan lantaran elektabilitas Prabowo-Gibran terus meningkat.
Baca SelengkapnyaTuntaskan Tugas, Pertamina Patra Niaga Penuhi Konsumsi Energi Masyarakat Sepanjang Nataru
Pertamina Patra Niaga telah menyelesaikan tugas penyaluran energi bagi masyarakat dengan maksimal sepanjang periode Satgas Nataru.
Baca SelengkapnyaRaih Pendanaan dari JETP, PLN Kembangkan Proyek Energi Hijau 7 GW di 108 Lokasi
Proyek tersebut antara lain PLTS Banyuwangi, PLTS Pasuruan, PLTS Terapung Gajah Mungkur, PLTS Terapung Kedung Ombo.
Baca SelengkapnyaDi Forum CERAWeek, Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda Untuk Penuhi Energi Nasional
Nicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.
Baca SelengkapnyaPemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca Selengkapnya