Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Juni 2019, The Fed Putuskan Tak Ubah Suku Bunga Acuan

Juni 2019, The Fed Putuskan Tak Ubah Suku Bunga Acuan the fed. ©2018 PYMNTS.com

Merdeka.com - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) memutuskan mempertahankan suku bunga 2,25 persen-2,5 persen setelah pertemuan dalam dua hari pada 18-19 Juni 2019. Tahun ini, The Fed memang akan memberi sinyal dapat memangkas suku bunga sebanyak dua kali. Hal ini merespons meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan penurunan inflasi.

The Fed berjanji akan bersabar dalam menyesuaikan suku bunga dan menyatakan akan bertindak untuk mempertahankan ekspansi ekonomi hampir 10 tahun ini.

Penetapan suku bunga acuan itu terjadi dengan hanya satu keberatan oleh Presiden Fed St Louis James Bullard. Hal ini menandai perbedaan pendapat pertama dalam kepemimpinan Jerome Powell. Bullard sebelumnya menyarankan penurunan suku bunga segera mungkin.

Pejabat The Fed kini terpecah apakah akan terus mempertahankan tingkat suku bunga tanpa batas pada sisa tahun berjalan 2019 atau memangkas suku bunga sebanyak satu atau dua kali.

Potensi penurunan suku bunga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang AS-China. Ketegangan perang dagang itu berdampak terhadap ekonomi AS.

Adapun delapan dari 17 pejabat the Fed mendukung mempertahankan suku bunga. Selama konferensi pers, Powell mencatat pasar tenaga kerja AS sehat meski pun the Fed mengkhawatirkan sejumlah laporan tenaga kerja yang lemah baru-baru ini.

The Fed memperkirakan pengangguran akan tetap rendah pada 2019 dan tahun selanjutnya.

Pengeluran konsumen yang merupakan sekitar 70 persen dari ekonomi AS, tetap kuat. Namun, Powell mencatat risiko kurang menguntungkan telah meningkat dan ketidakpastian, serta menegaskan kembali kalau the Federal Reserve akan bergerak sesuai kebutuhan untuk melanjutkan ekspansi ekonomi AS.

"Mengingat ketidakpastian ini dan tekanan inflasi yang diredam, komite akan memonitor dengan seksama implikasi informasi yang masuk untuk prospek ekonomi dan akan bertindak sesuai untuk mempertahankan ekspansi," kata the Federal Open Market Committee, seperti dikutip dari laman CNN Money, Kamis (20/6).

Pernyataan tersebut serupa dengan apa yang disampaikan Powell dalam minggu sebelumnya di Chicago.

Dia mengatakan kepada investor, the Fed siap untuk merespons kebijakan moneter jika strategi perdagangan pemerintahan di bawah Presiden AS Donald Trump akhirnya mengancam ekonomi AS.

"Kami sedang memantau dengan seksama implikasi dari perkembangan ini bagi prospek ekonomi AS, dan seperti biasa, kami akan bertindak sesuai untuk mempertahankan ekspansi," tutur Powell.

Pernyataan tersebut membantu memicu harapan kalau the Fed akan menurunkan suku bunga setidaknya sekali atau lebih sebelum akhir tahun karena perang dagang.

Tujuh dari 17 peserta di dewan pembuat kebijakan The Fed sekarang mengantisipasi potensi dua kali penurunan suku bunga yang mungkin diperlukan pada 2019. Sedangkan satu anggota memperkirakan satu kali penurunan suku bunga cukup untuk menjaga ekonomi.

Reporter: Agustina Melani

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024

OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024

Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.

Baca Selengkapnya
Sembilan Bank Langgar Aturan Penyaluran KUR karena Minta Agunan Tambahan, Subsidi Bunga Bakal Dicabut

Sembilan Bank Langgar Aturan Penyaluran KUR karena Minta Agunan Tambahan, Subsidi Bunga Bakal Dicabut

KemenKopUKM pun telah memanggil total 12 perbankan yang terbukti tidak menaati pedoman pelaksanaan KUR.

Baca Selengkapnya
Cerita Pedagang Bunga TPU Pondok Rangon, Penghasilan Naik Dua Kali Lipat saat Lebaran

Cerita Pedagang Bunga TPU Pondok Rangon, Penghasilan Naik Dua Kali Lipat saat Lebaran

Pedagang bunga mengklaim bahwa tidak menaikkan harga bunga karena khawatir dagangannya tidak laku.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya