Juli 2015, RI cetak surplus dagang terbesar dalam 19 bulan terakhir
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 1,33 miliar pada Juli 2015. Ini didapat lantaran ekspor mencapai USD 11,41 miliar, sementara impor hanya USD 10,08 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, itu merupakan surplus terbesar dalam 19 bulan terakhir.
"Karena pada Desember 2013, pernah surplus neraca perdagangan USD 1,55 miliar," ujarnya saat konferensi pers, Jakarta, Selasa (18/8). Neraca perdagangan Januari-Juli tahun ini surplus USD 5,73 miliar
Secara rinci disebutkan, ekspor sebesar USD 11,41 miliar itu turun sebesar 15,53 persen ketimbang bulan sebelumnya. Dan turun 19,23 persen ketimbang ekspor pada Juli 2014.
Sepanjang Januari-Juli 2015, total ekspor USD 89,76 miliar turun 12,81 persen ketimbang periode sama tahun lalu. Ekspor nonmigas melemah 7,55 persen menjadi sebesar USD 78,37 miliar.
Sedangkan impor USD 10,08 miliar turun 22,36 persen ketimbang bulan sebelumnya. Sedangkan dibanding Juli 2014, turun 28,44 persen.
Penurunan impor migas sebesar USD 2,29 miliar atau 10,99 persen dan nonmigas sebesar USD 7,78 miliar atau 25,18 persen.
Total impor Januari-Juli 2015 mencapai USD 84,03 miliar atau turun 19,23 persen.
"Penurunan impor lebih cepat dibanding ekspor sehingga masih mencapai surplus neraca perdagangan," ungkapnya.
Januari-Juli 2015, impor nonmigas terbesar berasal dari China USD 16,50 miliar (24,04 persen), Jepang USD 8,03 miliar (11,69 persen), dan Singapura USD 5,01 miliar (7,31 persen). Impor nonmigas dari Asean mencapai pangsa pasar 21,86 persen, sementara dari Uni Eropa 9,44 persen.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaIndonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar
Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Semringah, APBN 2023 Masih Surplus Rp153,5 Triliun
Bendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
VIDEO: Menkeu Sri Mulyani Lapor Bayar Utang Lancar, APBN Surplus Rp22,8 Triliun
Sri Mulyani melaporkan APBN mengalami surplus Rp22,8 triliun hingga 15 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaTotal Utang Semua Negara di Dunia Capai Rekor Tertinggi, Nilainya Tembus Rp4 Juta Triliun
Sekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tarik Utang Rp345 Triliun Hingga 12 Desember 2023
"Dibandingkan tahun lalu ini penurunan (penarikan utang) sangat tajam," terang Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaAnggaran Pemilu Sudah Digunakan Rp29,9 Triliun di 2023 dari Total Keseluruhan Rp71 Triliun
Tahun 2022 telah direalisasikan Rp3,1 triliun, dan tahun 2023 baru mencapai Rp29,9 triliun.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 Triliun
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca Selengkapnya