Jokowi pamer ekonomi baik tapi Rupiah anjlok, beras mahal & BBM naik
Merdeka.com - Segudang persoalan mewarnai kondisi perekonomian nasional sepekan terakhir. Mulai dari melambungnya harga beras, Rupiah yang semakin tak berdaya terhadap dolar AS hingga mendekati Rp 13.000/USD, naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan kenaikan harga gas elpiji 12 kg.
Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait kondisi perekonomian nasional. Laporan yang diterima presiden menunjukkan kondisi ekonomi nasional dalam keadaan stabil.
Soal anjloknya nilai tukar Rupiah, Jokowi sudah bicara dengan Gubernur BI Agus Martowardojo. Merosotnya Rupiah lebih disebabkan penguatan dolar terhadap semua mata uang dunia.
"Kita semua berharap agar itu bersifat sementara. Kemudian kita juga ingin agar rupiah bergerak pada level aman. Kalau kita lihat dari informasi-informasi baik ekonom dan dunia usaha, investor juga melihat bahwa kita sudah melakukan perbaikan dalam fundamental ekonomi kita," ujar Jokowi di Istana Negara, Senin (2/3).
Kuatnya fundamental ekonomi nasional, lanjut Jokowi, juga terlihat dari catatan deflasi dua bulan ini yakni Januari dan Februari 2015. Diiringi membaiknya neraca perdagangan setelah pulihnya kinerja ekspor. "Ini sangat bagus sekali."
Jokowi juga membanggakan cadangan devisa yang saat ini menyentuh USD 114,3 miliar. Aliran modal masuk (capital inflow) ke Indonesia per Februari 2015 sudah mencapai Rp 57 triliun. "Ini besar sekali. ini juga lebih besar dibandingkan tahun yang sama Rp 30 triliun. Karena apa? Mereka melihat dibandingkan dengan negara lain, kita punya fundamental yang lebih baik," katanya.
"Ini menambah keyakinan bahwa kita sudah ada di track yang benar. (Rupiah melemah) Ini hanya tekanan dari luar, baik dari Euro ke USD kemudian ekonomi di AS dan bunga yang ada di sana sekarang dan di sana ada tekanan," tambahnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaDiakui Jokowi, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Estimasi investasi dari 2 negara tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun.
Baca SelengkapnyaDia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnya