Job Fair di Kemayoran, Carrefour buka lowongan buat difabel

Merdeka.com - Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja kembali menggelar Job Fair untuk ke-12 kalinya. Sebanyak 75 perusahaan BUMN maupun swasta berlomba menyerap tenaga kerja.

Salah satunya PT Trans Retail Indonesia Carrefour. Yang membedakan dari perusahaan lain, Carrefour menyediakan lowongan pekerjaan bagi kaum difabel.

HR. Operasional GM Carefour Dyah Yuniari menuturkan program tersebut sudah dijalankan sejak dua tahun lalu.

"Ini sudah berjalan sejak 2 tahun lalu dan sudah sekitar 15.000 penderita difabel yang kita pekerjakan," ujar Dyah kepada merdeka.com, Jumat (5/9).

Khusus untuk pameran Job Fair di Kemayoran kali ini, lanjut Dyah, pihaknya menyediakan 150 lowongan pekerjaan khusus kaum difabel. Hingga siang ini sudah sekitar 25 difabel yang melamar pekerjaan di perusahaan ritel tersebut.

Dia menjelaskan, kaum difabel yang diterima bekerja di Carrefour akan diberikan pelatihan selama 6 bulan sebelum dikontrak bekerja.

"Teori 25 persen dan praktik 75 persen. Seminggu pertama di kelas, lalu selanjutnya hingga 6 bulan baru on job training di store," ucapnya.

"Nanti pas di toko, kita sediakan minimal 2 pendamping untuk membimbing mereka di lapangan," tambahnya.

Dyah mengklaim tidak ada perbedaan antara kaum difabel dengan pekerja normal untuk soal upah. Jika sudah menjadi karyawan, kaum difabel akan mendapatkan upah layaknya karyawan biasa.

"Kalau sudah karyawan gaji kita mengikuti UMP nanti ditambah transport dan uang makan. Jadi sama saja seperti karyawan biasa," tuturnya.

Meski membuka lowongan bagi kaum difabel, Carrefour mengaku tidak memberikan klasifikasi yang harus dipenuhi.

"Yang penting mereka itu harus percaya diri. Ini juga yang berikan bekal saat training. Tapi nanti mereka yang memang minderan, akan tersisih dengan sendirinya saat training. Entah itu mengundurkan diri atau hal lainnya," ungkap Dyah.

"Jadi memang tenaga kerja yang terserap bagi difabel ya mereka yang benar-benar mempunyai motivasi untuk merubah hidup," lanjutnya.

Para penderita difabel tersebut bakal di tempatkan di bagian yang minim akan interaksi dengan konsumen.

"Ya kita kan juga tidak mau menyusahkan mereka. Jadi kita tempatkan di bagian yang jarang berkomunikasi dengan konsumen. Seperti di bagian logistik, florist atau yang membuat parsel buah atau bunga," jelasnya.