Jaga industri manufaktur, pemerintah hati-hati batasi produk impor
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, akan mengupayakan agar nilai tukar Rupiah dapat menguat kembali. Salah satunya memperkecil defisit transaksi berjalan melalui pengurangan impor.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan pemerintah masih melihat sektor mana saja yang impornya akan dievaluasi. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu produksi sektor manufaktur.
"Saya tidak mau bilang buru-buru (sektor) yang mana kan. Kita masih mau cari yang mana yang bisa dikurangi yang tidak memengaruhi produksi," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Rabu (4/7).
Menko Darmin menjelaskan, defisit transaksi berjalan disumbang oleh dua hal. Pertama, defisit perdagangan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan kedua neraca jasa. Pemerintah akan memastikan pengaruh kedua hal ini terhadap defisit transaksi berjalan.
"Pertama-tama sebenarnya sebelum transaksi berjalan neraca perdagangan dulu, ekspor impor barang yang memang kita enam bulan terakhir defisit. Memang defisit perdagangan bagian dari transaksi berjalan. Jadi, transaksi berjalan itu isinya neraca perdagangan ditambah neraca jasa," jelasnya.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pihaknya bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan melakukan evaluasi dengan hati-hati. "Nanti kita mau lihat dulu deh. Kita belum selesai rapatnya masih kita bicarakan apa saja," tandasnya.
Sebelumnya, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) masih terus terjadi meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin menjadi 5,25 persen. Hari ini Rupiah rata-rata berada pada level Rp 14.400 per USD
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan mengupayakan agar Rupiah dapat menguat kembali. Salah satunya memperkecil defisit transaksi berjalan melalui pengurangan impor.
"Saat yang sama mulai meneliti kebutuhan impor, apakah itu memang betul betul yang dibutuhkan untuk perekonomian Indonesia dan secara selektif akan meneliti siapa yang membutuhkan apakah itu dalam bentuk bahan baku ataupun bahan modal. Dan apakah betul-betul strategis untuk menunjang kegiatan ekonomi dalam negeri," ujar Menteri Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengambil langkah bagaimana upaya untuk memperkecil defisit transaksi berjalan.
Adapun sektor yang akan digenjot dalam beberapa bulan ke depan selain impor adalah pariwisata. Adapun target pemerintah hingga akhir tahun, defisit hanya berada 2,5 persen terhadap PDB.
"Kita bersama BI dan OJK melakukan koordinasi bagaimana meningkatan CAD menjadi lebih mengecil dengan mendukung ekspor dan pariwisata berbagai kegiatan yang bisa menghasilkan devisa bagi negara," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaPemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaArief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kerap kali peraturan atau regulasi yang sudah diputuskan di level pusat tidak dapat dijalankan di level daerah karena alasan-alasan tertentu.
Baca SelengkapnyaUntuk menerbitkan regulasi ini setidaknya membutuhkan waktu satu bulan.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.
Baca Selengkapnya