Ini langkah BI perbaiki defisit neraca perdagangan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut defisit terhadap neraca perdagangan dalam beberapa bulan terakhir ini berimbas pada transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD). Meski begitu, dia meyakini CAD tahun ini tidak akan melebihi 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Kalau bicara transaksi berjalan dalam berbagai kesempatan kami sampaikan kuartal kedua itu biasanya lebih tinggi, tak usah kaget kalau kuartal dua memang banyak impor. Kalau lebih tinggi jangan kaget karena secara musimannya begitu," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (22/6).
Perry mengatakan, dengan naiknya defisit transaksi berjalan justru menandakan tingkat ekonomi semakin baik. Meski demikian kenaikan defisit tersebut masih terbilang di batas wajar. "Kalau dari sisi tingkat defisit transaksi berjalan meskipun naik tahun ini karena memang aktivitas ekonomi baik, tetapi masih aman. seperti itu," imbuhnya.
Sebagai langkah, untuk memperbaiki neraca perdagangan ke depan BI akan terus mengintervensi valuta asing (valas) maupun surat berharga negara (SBN). Dengan begitu, diharapkan akan mampu mendorong masuknya investor asing sehingga defisit transaksi berjalan akan semakin aman.
"Yang perlu kita dorong itu investasi dari portofolio bentuknya apa? pembelian asing terhadap surat berharga negara (SBN) dan saham. Oke langkah-langkah pre-emtive kemarin itu naik suku bunga. Kemungkinan naik suku bunga akan semakin membuat investasi di SBN atau fix income Indonesia itu menarik. Sehingga inflow di dalam SBN maupun obligasi korporasi naik."
"Apalagi kita akan lakukan relaksasi di sektor perumahan, kalau sektor perumahan naik itu kan juga menarik bagi investasi dalam dan luar negeri khususnya yang mau beli saham. Sehingga defisit transaksi berjalan yang masih relatif aman itu semakin aman semakin kuat karena pembiayaannya juga semakin kuat," tambah Perry.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 mengalami defisit sebesar USD 1,63 miliar. Hal itu dipicu oleh defisit sektor migas USD 1,13 miliar dan non migas sebesar USD 0,50 miliar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaBank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun
Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank BPD Bali Ungkap Kesiapan Penyelenggaraan Pungutan Wisatawan Asing
BPD Bali memiliki peran strategis karena ditunjuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sebagai bank persepsi.
Baca SelengkapnyaKinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaBRI Permudah Nasabah untuk Membuka Rekening di Luar Negeri, Begini Caranya!
Berikan kemudahan, nasabah BRI kini sudah bisa buka rekening di luar negeri.
Baca Selengkapnya