Ini kriteria ritel yang bakal gulung tikar tergerus toko online
Merdeka.com - Pesatnya perkembangan ekonomi digital memengaruhi banyak sektor di Indonesia. Salah satunya, banyak toko ritel yang terpaksa gulung tikar karena munculnya toko online. Kehadiran toko online mengubah kebiasaan cara belanja masyarakat dari tradisional ke online.
Ketua bidang Ekonomi dan Bisnis Indonesia E-Commerce Association (idEA), Ignatius Untung mengatakan, perkembangan digital merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Sehingga, banyak toko ritel yang memilih menutup tokonya dan beralih ke toko online.
"Kita senang digital ekonomi naik, tapi kalau digital ekonomi naik tapi ada korban yang turun, kita tidak akan happy. Ada industri yang akan berganti tidak terhindarkan. Kamu akan tergerus, jadi siap-siap adopsi digital," kata Ignatius di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/10).
Dia menjelaskan, toko ritel yang tidak peduli dengan perkembangan teknologi nantinya akan terganti. Bukan hanya itu, toko ritel besar juga akan terganti karena toko online secara tidak langsung memotong mata rantai, sehingga middle man akan lebih sedikit.
Tentunya, hal ini akan berpengaruh terhadap ritel di daerah, mengingat masyarakat di daerah memiliki akses membeli barang di pusat kota melalui online. Kalau mereka tidak mengerti digital, maka mereka akan tergerus.
"Selanjutnya tradisional media. Kita lihat brand-brand besar sudah mulai shifting dari advertising base menjadi transaksi based. Dari pada saya beriklan, langsung saja masuk ke e-commerce, langsung jualan," imbuhnya.
Selain itu, perbankan juga harus hati-hati, karena saat ini tengah berkembang penggunaan uang elektronik melalui aplikasi, seperti Go-Pay. Sementara di bidang sumber daya manusia, pekerja yang tidak memiliki kemampuan akan tergantikan dengan teknologi.
"Seperti petugas Jasa Marga mulai demo karena e-toll. Tapi ini buat kita harus sadar, kalau kita tidak kasih value buat industri bisnis, kita akan terganti," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama ini pelaku industri digital seperti anggota idEA patuh pada aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaDahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca SelengkapnyaJika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Konsep hilirisasi digital dinilai tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.
Baca SelengkapnyaRencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaAtikoh menyampaikan, pelaku UMKM juga perlu melakukan digitalisasi untuk menjangkau lebih banyak konsumen
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras bisa ‘menular' atau merambat ke berbagai komoditi bahan pokok penting lainnya.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca Selengkapnya