Ini cara OJK cegah bank besar tetapkan suku bunga deposito tinggi
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan memastikan batas atas (capping) suku bunga deposito bagi bank BUKU III (modal inti antara Rp 5 hingga Rp 30 triliun) dan IV (modal inti di atas Rp 30 triliun) tidak akan mengacu ke instrumen suku bunga acuan terbaru Bank Indonesia yakni 7-Day Reverse Repo Rate. Bank besar tersebut harus menetapkan batas atas bunga deposito berdasarkan suku bunga operasi moneter bertenor 12 bulan.
Pada 19 Agustus 2016, BI Rate akan berganti menjadi suku bunga operasi moneter bertenor 12 bulan. Langkah ini sejalan dengan kebijakan OJK sebelumnya yang menetapkan suku bunga deposito Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III sebesar 100 basis points (bps) di atas BI Rate, sedangkan BUKU IV sebesar 75 bps di atas BI Rate.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad menjelaskan peraturan capping lebih untuk mengantisipasi terjadinya persaingan tidak sehat antara Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dan BUKU IV untuk mendapat likuiditas deposito. Sebab, sebelumnya bank-bank BUKU III dan IV banyak menawarkan suku bunga deposito tinggi untuk mendapat likuditas deposito.
"Kita mengacu yang ke tenor 12 bulan," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8).
Muliaman menjelaskan, apabila capping mengacu ke suku bunga bertenor 12 bulan artinya perbankan memiliki daya tarik untuk menawarkan suku bunga depositonya, ketimbang mengacu ke 7-Day Reverse Repo Rate dengan bunga yang lebih rendah.
"Artinya jika likuditas ketat, nanti bunga deposito malah lebih tinggi. Jadi capping bukan untuk refrensi bunga," kata Muliaman.
Sebagai informasi, 7-Day Reverse Repo Rate merupakan tingkat bunga pada transaksi Surat Utang Negara (SUN) antara BI dan perbankan dengan tenor yang lebih singkat yakni 7 hari. 7-Day Reverse Repo Rate memiliki tingkat bunga yang lebih rendah dibanding suku bunga acuan tenor 12 bulan. Saat ini 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,25 persen, sedangkan suku bunga operasi moneter tenor 12 bulan sebesar 6,5 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaBank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaApabila ditemukan adanya pergerakan yang tidak wajar ataupun mencurigakan, maka bank wajib melaporkan ke PPATK.
Baca Selengkapnya