Ini alasan program DP 0 Rupiah Anies-Sandi hanya untuk yang bergaji Rp 7 juta
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki program DP nol Rupiah yang merupakan janji kampanye Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno. Namun, dalam pelaksanaannya program ini ternyata hanya bisa diikuti masyarakat yang berpenghasilan Rp 7 jutaan.
Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Lukman, mengungkapkan peserta Program DP Nol Rupiah harus memiliki penghasilan sebesar Rp 7 jutaan karena saat ini untuk membangun hunian murah di Jakarta terbentur dengan harga tanah yang mahal.
"Kita developer bahan bakunya tanah, tanah kalau tidak bisa dikendalikan harganya agak aneh. Harga tanah tidak dibatasi, harganya (rumah) dibatasi. Kalau jual murah harga tanahnya berapa?," kata Amran saat menghadiri Mandiri Property Expo, di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (5/5).
Amran melanjutkan, dengan harga tanah di Jakarta yang mahal, maka pembangunan hunian dengan harga terjangkau tidak bisa rumah tapak, tetapi hunian bertingkat seperti rumah susun. Untuk rumah susun dengan mempertimbangkan keluarga maka harus disediakan minimal dua kamar. Sementara, harga rumah susun dengan tipe tersebut harganya diperkirakan sekitar Rp 300 juta.
"Kalau di DKI Jakarta tidak bisa hanya Rp 150 juta landed mesti keatas rumah susun, kalau rumah susun juga ada hitunganya, masa seperti tipe studio, minimal dua kamar," jelas Arman.
Menurut Amran, dengan harga rumah susun Rp 300 juta dan DP nol Rupiah, maka harga cicilan yang harus dibayar di atas Rp 2,5 juta. Sehingga atas pertimbangan tersebut maka masyarakat yang ingin menikmati Program DP nol Rupiah harus memiliki penghasilan di atas Rp 7 juta.
Saat ini sudah ada 21 pengembang menyatakan akan mendukung program Pemerintah DKI Jakarta yang berawal dari janji Kampanye Anies Sandi dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Hal tersebut bentuk apresiasi pengembang atas niat Pemerintah DKI Jakarta menyediakan hunian bagi warganya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirut Bulog Bantah Program Bansos Beras Jadi Pemicu Kenaikan Harga Beras
Mengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaBeda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.
Baca SelengkapnyaKumpulan Komentar Sri Mulyani soal Program Makan Siang Gratis Diusung Prabowo-Gibran
Usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Sebut DP Nol Rupiah Berhasil, DPRD DKI: Justru Gagal Total
Target itu ternyata direvisi Anies melalui Pergub Nomor 25 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaDiresmikan Jokowi, Proyek Sistem Irigasi Gumbasa Telan Dana Rp256 Miliar Bisa Mengairi Sawah 12 Desa
Proyek sistem irigasi tersebut bermanfaat untuk mengairi sawah di 12 desa dan meningkatkan indeks Pertanaman (IP) di Kabupaten Sigi.
Baca SelengkapnyaRestorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta Telan Biaya Rp22,2 Miliar, Heru Budi Ungkap Bagian yang Diperbaiki
Proyek tersebut berada di Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaTak Hanya di Jakarta, Angkutan Mudik Gratis Ternyata juga Tersedia di Bontang dan Samarinda
Program ini juga upaya mengurangi angka kecelakaan dan kemacetan di jalan raya selama masa mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Dipilihnya SMP Negeri 2 Curug Jadi Lokasi Uji Coba Makan Gratis Rp15.000 per Anak
Pemerintah sendiri membuka skema kesukarelaan bagi semua Pemda yang ingin terlibat dalam simulasi program makan siang gratis.
Baca Selengkapnya