Ingin ekonomi RI tumbuh 6 persen, JK sebut perlu pelonggaran moneter
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penurunan suku bunga perbankan perlu dilakukan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6 persen. Itu bisa dimulai dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini berada di level 7,75 persen.
Dia beralasan, Indonesia tak memiliki gejolak berarti yang mengharuskan Bank Indonesia melakukan pengetatan moneter. Ini berkaca pada keputusan bank sentral sejumlah negara yang berani melonggarkan kebijakan moneternya, meskipun gejolak yang dihadapi lebih berat ketimbang Indonesia.
"Eropa itukan banyak kesulitannya, banyak masalahnya. Di Yunani, Jerman, di manapun akibat embargo ke Rusia dan sebagainya sehingga ekonomi Eropa lebih stagnan dewasa ini dari pada dulu. Karena itu dia, merubah kebijakannya," papar JK, di Jakarta, Rabu (28/1).
"Kalau Indonesia sendiri tidak mempunyai, karena itu berkembang lebih baik sehingga tidak perlu merubah fundamentalnya. Mungkin malah harus diturunkan bunga agar lebih cepat pertumbuhannya untuk mencapai sekitar 6 persen itu," lanjutnya.
Selain pertumbuhan, diakui JK, pemerintah juga harus mengejar pemerataan ekonomi. Berdasarkan pengalaman sejumlah negara, konflik muncul disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi.
"Apabila negeri ini ingin maju bukan hanya pertumbuhannya, tetapi keadilannya. Boleh bertumbuh tapi kalau tidak adil habis juga bangsa itu, bentrok juga bangsa itu," katanya. "Pengalaman beberapa negara, dia tidak bentrok karena petumbuhannya kecil, tetapi konflik karena ketidakadilan."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya