Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ingin Ajukan Modal untuk UMKM, Perhatikan 5 Hal Ini

Ingin Ajukan Modal untuk UMKM, Perhatikan 5 Hal Ini Ilustrasi mengatur keuangan. ©2015 Merdeka.com/shutterstock/baranq

Merdeka.com - Modal sangat penting dalam memulai bisnis, baik berupa uang maupun barang bisa menjadi modal. Tak hanya bisnis yang besar, bisnis kecil seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga membutuhkan modal. Tentunya, semakin tinggi kelas yang ingin Anda capai, semakin besar juga nominal modal yang dibutuhkan.

Terlebih lagi di masa pandemi corona, banyak orang yang memilih untuk membuka usaha karena minimnya lapangan pekerjaan. Terlebih lagi banyak masyarakat yang dirumahkan hingga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Meski demikian, Anda tidak bisa asal mengajukan modal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pengajuan modal Anda bisa disetujui. Berikut 5 hal yang perlu dilakukan UMKM sebelum mengakses modal, dilansir dari laman ukmindonesia.id.

Menghitung Kebutuhan Modal

Menyusun rencana usaha (business plan) yang matang mutlak harus dilakukan sebelum mengakses modal. Terlebih jika modal yang ingin diakses lebih dari Rp 500 juta. Pada Rencana Usaha, sejatinya tertuang target-target kinerja utama (Key Performance Indicator) yang ingin dicapai perusahaan.

Baik berupa tingkat omset atau pendapatan, margin laba, meningkatkan nilai aset, ataupun kapasitas produksi. Kebutuhan modal semestinya dihitung berdasarkan kebutuhan perusahaan untuk bisa mencapai target-target tersebut. Misalnya, dalam 3 tahun ke depan, perusahaan ingin meningkatkan pendapatan usaha 10 kali lipat.

Untuk itu, jaringan distribusi perlu diperluas dari 100 menjadi 1500 mitra penjualan; sehingga kapasitas produksi pun mau tidak mau harus ditingkatkan agar dapat memasok ke 1500 mitra penjualan tersebut.

Kemudian rincikan juga untuk menopang biaya tetap (overhead) untuk operasional usaha disebut operational expenditure (OPEX), umumnya mencakup gaji karyawan, air, listrik, internet, bahan baku, dan sebagainya.

Mengenal ragam Akses Modal

Jenis akses modal ada yang bersifat pinjaman (harus dicicil dan kembalikan). Ada yang penanaman modal atau ekuitas (tidak perlu dikembalikan, tetapi berbagi kepemilikan dan pengendalian perusahaan).

Pinjaman atau kredit pun bermacam-macam jenisnya. Ada yang Syariah, ada yang Konvensional. Ada kredit investasi (untuk membiayai kebutuhan capex), ada kredit modal kerja (untuk membiayai opex), ada juga kredit sebagai dana talangan berupa invoice financing. Keseluruhan ragam akses modal ini perlu kita pahami lebih kurangnya, dikaitkan dengan kebutuhan spesifik perusahaan di saat tertentu.

Menghitung Aset dan Nilai Perusahaan

Aset tidak sama dengan nilai perusahaan. Keduanya perlu dihitung dalam negosiasi dengan calon investor. Dalam praktik, penyedia dana pinjaman saat ini ada yang konservatif (memegang prinsip-prinsip baku tradisional dunia perbankan) dan ada yang lebih progresif.

Perbankan secara umum adalah yang konservatif, karena dalam mengevaluasi permohonan kredit, nilai aset yang dievaluasi hanya aset tetap, khususnya berupa tanah dan bangunan. Mesin, bahkan kendaraan umumnya tidak diterima.

Sementara yang lebih progresif antara lain adalah perusahaan leasing yang memang kekhususannya di penyaluran kredit untuk membeli kendaraan, pegadaian (dimana laptop pun bisa diterima untuk digadai atau dijaminkan walau valuasi atau penilaiannya bisa membuat pemohon pinjaman rada gigit jari, misalnya, gadai laptop Cuma dapat Rp1 juta).

Mendiskusikan Detail Perjanjian dengan Calon Investor

Setelah tahu persis dengan aset perusahaan, dari aset tradisional sampai aset digital, yang berwujud sampai yang tidak berwujud, Anda akan tahu jelas bagaimana posisi tawar. Terlepas dari bagaimanapun profil aset Anda, penting untuk mengetahui aspek-aspek perjanjian yang penting sekali untuk Anda perhatikan, sebelum menandatangani perjanjian Kerjasama permodalan.

Untuk skema ekuitas, yang penting adalah besaran suntikan modal, saham yang diminta, dukungan non-finansial yang dapat diberi investor (seperti mentor ahli, teknologi, jaringan, dan lainnya).

Kemudian penempatan direksi atau komisaris oleh investor, dan prosedur tata kelola yang ingin diterapkan, khususnya terkait keuangan (apakah setiap pengeluaran memerlukan tanda tangan pihak investor dulu sebelum dikeluarkan, dan sebagainya).

Mengevaluasi Biaya Modal

Semakin besar modal yang ingin diakses, umumnya semakin banyak pihak yang ingin Anda temui agar bisa menambah referensi. Mengevaluasi biaya modal bunga pinjaman 12 persen per tahun apakah lebih mahal atau murah dibanding melepas saham 10 persen? Ada kebebasan jika meminjam modal titik bank tidak menuntut laporan selama pembayaran cicilan lancar.

Jika melepas saham akan diminta laporan rutin tapi perusahaan juga justru bisa mendapat masukan dari mitra investor. Murah atau mahal nya tidak dapat dinilai dari biaya dan manfaat nominal uang saja aspek non uang juga perlu dievaluasi.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Modal Awal Cuma Rp10 Ribu, Ibu ini Sukses Jualan Rempeyek Hingga Bisa Beli Dua Rumah Mewah
Modal Awal Cuma Rp10 Ribu, Ibu ini Sukses Jualan Rempeyek Hingga Bisa Beli Dua Rumah Mewah

Siapa sangka, dengan modal yang begitu minim pengusaha bisnis daun goreng ini bisa membeli 2 hunian mewah.

Baca Selengkapnya
Lima Ide Bisnis Menguntungkan dengan Modal Rp 1 Jutaan
Lima Ide Bisnis Menguntungkan dengan Modal Rp 1 Jutaan

Modal bukan faktor utama tidak menjalankan bisnis, pilihan ini bisa menjadi solusi.

Baca Selengkapnya
Berkat Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Sukses Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan
Berkat Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Sukses Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

Melalui modal sosial yang diberikan oleh PNM Mekaar, Dewi saat ini telah bisa meluaskan pasar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Modal Rp300 Ribu, Gadis Kampung Ini Untung Rp10 Miliar Kurang dari Setahun Lewat Jualan Baju
Modal Rp300 Ribu, Gadis Kampung Ini Untung Rp10 Miliar Kurang dari Setahun Lewat Jualan Baju

Seseorang yang awalnya hanya dianggap sebagai gadis kampung kini hidup serba mewah dan mampu membeli berbagai barang impiannya.

Baca Selengkapnya
Pulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Pulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.

Baca Selengkapnya
Modal Nekad dan Tabah, Wanita Cantik Ini Sukses Buka Restoran di Amerika Serikat 'Sampai detik Ini Belum Percaya'
Modal Nekad dan Tabah, Wanita Cantik Ini Sukses Buka Restoran di Amerika Serikat 'Sampai detik Ini Belum Percaya'

Seorang pengusaha kuliner asal Indonesia berhasil membuka restoran di Amerika Serikat dengan perjuangan dan keringat yang tidak mudah.

Baca Selengkapnya
Tak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah
Tak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah

Sebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.

Baca Selengkapnya
Bangun Bisnis dengan Modal Rp2 Juta, Penjual Elektronik di Gang Sidoarjo Kini Punya Omzet Miliaran Rupiah Tanpa Utang Bank
Bangun Bisnis dengan Modal Rp2 Juta, Penjual Elektronik di Gang Sidoarjo Kini Punya Omzet Miliaran Rupiah Tanpa Utang Bank

Awal merintis bisnisnya, Sueb mendapat omzet puluhan juta. Kini Sueb mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya
Modal Awal Rp 4 Juta, Pemuda Usia 22 Tahun di Purworejo Ini Sukses Beternak Itik, Hasilnya Bisa Buat Mobil dan Rumah
Modal Awal Rp 4 Juta, Pemuda Usia 22 Tahun di Purworejo Ini Sukses Beternak Itik, Hasilnya Bisa Buat Mobil dan Rumah

Yusuf mengatakan, untuk modal awal usahanya, ia menghabiskan uang Rp4 juta.

Baca Selengkapnya