Inflasi rendah, BPS dorong BI turunkan suku bunga acuan
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mendorong Bank Indonesia segera menurunkan suku bunga acuan. Mengingat, inflasi saat ini tengah jinak.
"Bank Indonesia harus memperhatikan inflasi dan faktor-faktor lain. Inflasi yang rendah bisa untuk membuka ruang BI soal kebijakan moneternya," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, Jakarta, Selasa (1/12).
Menurutnya, pengusaha berharap bank sentral menurunkan BI rate. Sebab, penurunan suku bunga acuan itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, Sasmito mengakui, BI memiliki kewenangan penuh untuk mengambil kebijakan moneter. Dia memahami keputusan BI menahan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas rupiah.
"Pemerintah nggak bisa melakukan intervensi apalagi BPS. Tapi BI lihat dampak ke rupiah jangan sampai melemah."
BPS mengumumkan inflasi sebesar 0,21 persen pada November 2015. Ini terendah dalam lima tahun terakhir.
Inflasi tahunan (NOvember 2014-November 2015) sebesar 4,89 persen sedangkan inflasi tahun kalender (Januari-November 2015) sebesar 2,37 persen.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaThe Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaMelalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya