Indosat bakal ganti nama, pemilik lapor ke pemerintah
Merdeka.com - Ooredoo Asia Pte. Ltd, grup usaha di bawah naungan Qatar Telecom, bersiap mengubah nama PT Indosat Tbk (ISAT). Selaku pemilik saham mayoritas, mereka ingin mengubah merek dagang operator seluler tersebut menjadi Indosat-Ooredoo pada 2015.
Pemerintah sudah mendapat informasi mengenai kemungkinan tersebut. Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mempersilakan kalau Ooredoo berniat mengubah merek dagang Indosat.
""Iya, sudah memberitahu begitu. Namanya akan diubah menjadi Indosat-Ooredoo," ujarnya sebelum mengikuti rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (8/9).
Indonesia tidak akan coba mengintervensi perubahan nama Indosat. Ooredoo menguasai 65 persen saham, disusul Konsorsium Skagen asal Amerika Serikat 15,29 persen. Sementara RI cuma memiliki porsi 14,29 persen, sisanya milik publik.
Karenanya, Dahlan menilai pemerintah tidak berhak menghalangi perubahan nama tersebut. "Itu urusannya pemegang saham mayoritas, kalau kita enggak apa-apa," kata menteri BUMN.
Dalam jumpa pers di Yogyakarta kemarin, CEO Ooredoo Nasser Marafih menjelaskan bahwa pihaknya mengakuisisi pelbagai perusahaan telekomunikasi dunia. Rata-rata namanya diubah, sehingga memuat kata Ooredoo.
"Salah satunya bisa menghemat pengeluaran untuk kegiatan marketing dan promosi," ujarnya.
Perubahan nama Indosat ditargetkan terjadi pada 2015. Ooredoo akan menghubungi semua pihak terkait, termasuk regulator di Tanah Air, untuk memuluskan rencana tersebut.
"Saat ini sedang dalam tahap pembicaraan," kata Nasser.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaSVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchinson, Steve Saerang menyampaikan, saat ini, layanan data Indosat sudah kembali normal sepenuhnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaGuna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaHal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaLaporan Kementerian Keuangan mencatat total pajak transaksi kripto dari 2022 hingga 2024 mencapai Rp539,72 miliar.
Baca Selengkapnya