Indonesia Dorong Reformasi WTO Tekan Ketegangan Perang Dagang
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan terdapat sejumlah hal yang disampaikan Indonesia dalam pertemuan Tingkat Menteri G20 di Jepang beberapa waktu lalu. Salah satunya terkait dengan defisit kepercayaan dalam sistem perdagangan multilateral.
"Kami sampaikan sebagai sikap Indonesia yang pertama kita menyoroti mengenai ada yang kalimat agak keras, deficit of trust dari multilateral trading sistem," ujar dia, saat ditemui, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/6).
Poin penting yang mau dikritisi Indonesia adalah kecenderungan proteksionisme yang menguat. Kecenderungan itu tampak dalam menguatnya tensi perdagangan.
"Sebenarnya pesan yang mau kita sampaikan mengenai kecenderungan proteksionisme, kecenderungan tensi dari hubungan perdagangan antar beberapa negara yang semakin meningkat kita menyampaikan untuk tidak atau di eskalasi," urai Enggar.
"Jadi agak diturunkan, seharusnya turunkan tensi itu karena pada dasarnya kalau itu terus berjalan maka tidak ada satu pun negara yang diuntungkan," imbuhnya.
Indonesia juga menyoroti peran WTO sebagai lembaga perdagangan dunia. Indonesia mendorong adanya reformasi dalam tubuh WTO, terutama penguatan peran WTO dalam penyelesaian sengketa.
Peran tersebut terancam tidak berfungsi karena kosongnya anggota appellate body di WTO yang bertugas mengatasi sengketa. "Kita secara khusus sampaikan mengenai appellate body. Kalau tidak diisi bulan Desember ini, maka WTO akan kehilangan fungsinya untuk dispute settlement ini," tegas dia.
"Tapi nampaknya tidak mudah sepertinya ada beberapa hal yang ada negara Amerika terus terang minta tidak dimasukan mengenai appellate body, mengenai atensi yang meningkat dari perang dagang dan sebagainya. Juga terorisme mengenai proteksionisme. Di sisi lain China minta untuk tidak disampaikan mengenai ada tahun ini sudah habis berlaku pembatasan baja," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaDebat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.
Baca SelengkapnyaDia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tom Lembong pernah dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjabat Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2015 - 2016.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaMK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres, Para Pengusaha Beri Tanggapan Seperti Ini
Baca SelengkapnyaPAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.
Baca Selengkapnya