IHSG tak beranjak dari zona merah, ditutup melemah 30 poin
Merdeka.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak beranjak dari zona merah sepanjang perdagangan hari ini. IHSG ditutup melemah 30 poin atau 0,69 persen ke level 4.442 poin.
Sedangkan, indeks LQ45 turun 6,4 poin atau 0,84 persen ke level 756,4 poin.
Analis NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Senin (16/11), IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.420-4.461 dan resisten 4.512-4.528.
"Peluang kenaikan IHSG cenderung masih tertahan seiring dengan masih adanya imbas pelemahan pada sejumlah laju bursa saham Asia yang juga dibarengi dengan masih adanya sebagian pelaku pasar yang cenderung melakukan aksi jual," ujarnya dalam riset harian, Jakarta, Senin (16/11).
Namun demikian, IHSG masih beruntung dapat bertahan di tengah terpaan sentimen negatif dari pasar global.
"Namun demikian, tetap mencermati dan menantikan setiap sentiment yang muncul," jelas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaTim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaIHSG berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High di level 7.435 pada perdagangan pertama di hari perdana pembukaan bursa saat Ramadan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca SelengkapnyaIHSG pada Selasa (16/4) pagi dibuka melemah 156,25 poin atau 2,14 persen ke posisi 7.130,62.
Baca SelengkapnyaIndeks Pembangunan Manusia Indonesia naik peringkat dari urutan 114 ke 112
Baca SelengkapnyaGuna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaPotensi perputaran uang saat Lebaran 2024 diprediksi mencapai Rp153,7 triliun.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya